Wednesday, October 19, 2005

Sinonim Kata Janda: KUNTILANAK


F: Status kita mengerikan ya Mer?
M: Banget!
M: Janda…punya anak lagi…orang dengernya sama kayak denger kata KUNTILANAK..hahaha!

Itu tadi adalah petikan chatting antara aku dan seorang teman yang sama-sama single parent. Entah kenapa aku lebih suka disebut sebagai single parent ketimbang janda. Mungkin karena kata “janda” identik dengan istilah “janda kembang”, “janda penggoda”, “janda genit”, “janda gatel” dan sederetan panjang makian buat predikat satu itu.
Anehnya, duda justru tidak pernah mendapat “makian” yang sama. Justru duda dianugerahi gelar-gelar hebat seperti “duda keren”, “duda kaya” dan banyak lagi.
Ada apa dengan janda??? (bisa jadi sekuel film Ada Apa dengan Cinta..wakakakakak!)
Mari kita bikin studi kasus kecil-kecilan.

Saya dan teman sesama janda dengan anak tadi punya pengalaman mirip. Kami sama-sama pernah mencoba membina hubungan dengan lawan jenis setelah bergelar janda. Hubungan itu ke arah serius. Dan kami sama-sama terpuruk. Alasannya hanya simple saja: orang tua cowok tidak setuju anaknya menikah dengan janda. Punya anak lagi. Secara harfiah katakana saja begini: tidak ada orang tua yang rela anaknya menikah dengan cewek yang notabene BARANG BEKAS. Apalagi barang bekas itu punya momongan yang pasti akan jadi beban bagi si cowok.

Aneh? Itulah fakta. Jika digeber, maka akan lahir fakta bahwa memang nyaris semua orang tua tidak akan rela kalau anak lelakinya menikah dengan janda. Ada semacam gengsi atau arogansi yang terganggu seolah anaknya tidak laku atau tidak sanggup dapat jodoh perawan ting-ting.

Beda dengan para duda. Tau kenapa ada istilah “duren” alias duda keren? Karena lelaki walau berstatus duda tetap dipandang bagus. Orang tua yang punya anak gadis akan rela saja kalau dilamar duda asal duda itu kaya da keren. Jadi masalah status kedudaan tidaklah sehancur status janda.
Itu kasus pertama.

Kasus berikut. Apabila seorang janda memiliki anak yang kebetulan tidak sukses, maka semua orang akan menyalahkan si ibu yang janda. Akan ada kata-kata “Pantes anaknya rusak, ibunya janda sih. Ngga becus ngurus anak. Keluyuran mulu!”
Sebaliknya kalau seorang duda punya anak yang salah asuh, maka komentar yang muncul adalah,”Wajar deh anaknya begitu, kan bapaknya repot cari duit. Yang salah ya ibunya, kenapa mau cerai.”

Stereotip semacam ini sudah mendarah daging. Susah dilawan. Tidak mungkin malah. So..what we could do as a god damned widow??
Lawanlah dengan perbuatan. Buktikan bahwa janda juga bisa mandiri, tidak hanya menggantungkan hidup dari belas kasihan orang lain. Mampu mengukir prestasi dengan otak dan bakatnya. Ingat, revolusi ini hanya bisa berjalan dari diri kita sendiri, bukan orang lain. Maka kalau ada yang bilang status janda itu menyeramkan seperti kuntilanak, benarkan saja dan ucapkan saja: YA, SAYA KUNTILANAK DAN AKAN KUCEKIK KAMU SAMPE MATI, SEBAB AKU MEMANG TIDAK BUTUH UANG DAN RASA KASIHANMU!!!