Tuesday, November 18, 2008

Judul Film Syur Bangsa yang Berbudaya?


Mas Suka, Masukin Aja
Kutunggu Jandamu
Mupeng
Kawin Kontrak

Itu bukan judul lagu dangdut, tapi judul film Indonesia. Terpampang di baliho dan poster raksasa dimana-mana. Dibaca anak TK, SD, pejabat negara (kalau mereka sudi melihat ke luar kaca mobil), kaum terpelajar dan berbudaya, pendeta, kiyai, ustad, biksu, biarawati, sampai abang beca dan saya.

Indonesia katanya negara berbudaya, baru saja meresmikan UU Pornografi. Tapi judul filmnya ngga nahanin euy....Kutunggu Jandamu, dengan gambar foto diri Dewi Persik pakai baju seksi.

Mas, Masukin Aja...apanya yang dimasukin? Oh Indonesiaku yang berbudaya. Hollywood saja kalah seronok deh judul filmnya.
Indonesiaku yang berbudaya dan antipornografi dan full rohaniawan ini melahirkan film dengan judul-judul syur mirip headline koran kuning.

Oh Indonesia negara berbudaya dan bermoral tinggi sampai PSK diuber2 buat ditahan lalu diperas lalu dilepas lalu ditahan lagi lalu diperas lagi, dipake gratisan sama oknum polisi, lalu dilepas lagi, diperas lagi, sampai mati.

Mas Suka, Masukin Aja...judul film buatan Indonesia, negeri yang berbudaya dan bermoral dan antipornografi. Hahahahahahahahahahahahaha
ha! Sekalian aja bikin film judulnya Kancut dan undang semua pejabat negara pas launching. Gimana? Hahahahahaha!

Sunday, November 16, 2008

Lagi lagi Psikopat...!

Jujur, saya bosan berkisah soal psikopat. Sebab memang sudah muak bersua dengan manusia dengan jenis ini. Tapi kok ya masih saja bersua. 

Definisi psikopat menurut Tante Wikipedia:

Psychopathy is a psychological construct that describes chronic immoral and antisocial behavior.The term is often used interchangeably with sociopathy. Psychopathy has been the most studied of any personality disorder. Today the term can legitimately be used in two ways. One is in the legal sense, "psychopathic personality disorder" under the Mental Health Act 1983 of the UK. The other use is as a severe form of the antisocial or dissocial personality disorder as exclusively defined by the Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R). The term "psychopathy" is often confused with psychotic disorders. It is estimated that approximately one percent of the general population are psychopaths.

The psychopath is defined by a psychological gratification in criminal, sexual, or aggressive impulses and the inability to learn from past mistakes. Individuals with this disorder gain satisfaction through their antisocial behavior and also lack a conscience.


Sebentar, psikopat yang saya jumpai memang belum separah itu.

Jadi mereka adalah orang yang awalnya sopan, intelek, selayaknya manusia normal yang terhormat. Saya juga menghormati mereka selayaknya menghormati sesama manusia sesuai koridornya (Busway kali!). Hanya saya tak habis pikir, ketika respon saya yang normal dan cukup penuh respek diartikan berbeda oleh si Psikopat itu. Dia jadi overacting, melenceng dari koridor, dan menimbulkan rasa jijik. Akhirnya saya tidak bisa lagi menghormatinya.

"Kok dia gak malu ya nulis email kayak gitu? Apa dia kira gue ngga akan cerita ke siapa-siapa?"
"Orang gila mana punya malu, Mer!"
"Lha dia bawa2 nama instansi, kan artinya mempermalukan nama instansinya juga."
"Anggota DPR yang korupsi juga ngga punya malu kok"
"Lho kalo anggota DPR kan udah kaya raya, lha ini dia baru merintis karir ilmuwannya, kok malah mempermalukan nama sendiri ke gue yang orang media."
"Psikopat!"


Itulah obrolanku dengan seorang teman di YM saat mengisahkan sepak terjang si Psikopat ini.

Jadi, maaf ya, psikopat yang saya tak sebut namanya di sini. Jika Anda membaca tulisan ini, semoga Anda paham bahwa Anda sudah mempermalukan nama Anda dan instansi Anda. Anda juga sudah membuat penilaian saya terhadap kompetensi keilmuwan Anda sangat buruk.