Thursday, October 06, 2005

Do U Luv Your Job?


Sore itu lumayan panas. Sangat panas malah. Di teras mesjid PT. INKAI, Madiun, saya bersama dua teman tergolek pasrah. Puasa hari pertama. Semestinya saya tidak puasa, tapi karena ikut rombongan protokol Menristek yang semuanya puasa, maka terpaksa saya puasa. Tapi masih nyolong-nyolong meneguk air.
Apa yang kami tunggu? Ibu Lucy, yang menyiapkan protokoler acara Menristek meresmikan Laboratoriun Dinamika Uji Kereta Api (Fudika) besok pagi. Perempuan beranak tiga itu masih sibuk rapat sedari pagi begitu kami tiba di Madiun. Sudah pukul 16.00 dan ia masih melayani "tantangan" para bapak, direksi PT INKAI untuk merembuk acara besok.
Begitu beduk bertalu, kami bertiga lega. Akhirnya bisa makan juga dan santai sejenak. Selesai buka bersama, kami berharap bisa segera kembali ke hotel untuk mandi dan rebahan.
"Kita kembali ke aula," suara Bu Lucy membuyarkan bayangan kami atas tempat tidur empuk dan kamar AC. Perempuan itu masih gegap gempita mengatur ruangan, jejeran kursi, kemana deretan tamu VIP harus menghadap, dan sebagainya. Sesekali ponselnya bercicicuit menerima SMS atau telpon. Hampir semua orang dis ekitarnya yang mayoritas lelaki selalu menuruti apa perintahnya. Dan Ibu Lucy tak canggung turun tangan menggeser-geser sendiri barisan kursi.
Yang bikin saya kagum pada perempuan satu itu adalah semangat kerjanya. Juga ketenangannya menghadapi masalah saat dihadapkan pada fakta bahwa Pak Menteri dapat panggilan mendadak rapat Wapres padahal ia juga harus ke Madiun di jam yang sama. Semua akhirnya bisa di-handle dengan baik.
Tidak setitikpun kelelahan tersirat di wajahnya. Sembari sibuk mengurusi protokoler acara, ia masih sempat menelepon suami dan anak-anaknya. Bahkan dengan santai ia berkisah bahwa menu sahur dan buka puasa di rumah sudah disiapkan semua di kulkas. Oleh ia sendiri!!! Sang asisten rumah tangga tinggal memasaknya saja.
Ini satu contoh pengejawantahan seorang superwoman. Setelah saya pikir, tak banyak yang dituntut untuk menjadi superwoman. Cukup cintailah pekerjaanmu. Kita bisa sangat peduli terhadap satu hal apabila kita mencintainya. Begitu pula pekerjaan. Dengan mencintai pekerjaan, maka kita melakukannya tanpa kenal lelah. Sama dengan anak dan keluarga. Kapan kita bisa berargumen "capek" terhadap orang yang kita cintai? Tidak pernah. Ibu Lucy, Marie Curie, Margareth Tatcher, Mother Teresha, Madonna, Frida kahlo, adalah contoh perempuan-perempuan yang mencintai pekerjaannya. Mereka bisa membagi cinta antara pekerjaan dan keluarga. Tanpa satu pun tersisihkan.
Maka ada satu kunci kesuksesan dalam hidup. Cintailah pekerjaanmu. Luv your job! Do i?