Wednesday, March 28, 2007

Siapa Mau Jadi "Stupid Girl"?

Stupid girl, stupid girls, stupid girls
Maybe if I act like that, that guy will call me back
Porno Paparazzi girl, I don't wanna be a stupid girl

Go to Fred Segal, you'll find them there
Laughing loud so all the little people stare
Looking for a daddy to pay for the champagne
(Drop a name)
What happened to the dreams of a girl president
She's dancing in the video next to 50 Cent
They travel in packs of two or three
With their itsy bitsy doggies and their teeny-weeny tees
Where, oh where, have the smart people gone?
Oh where, oh where could they be?

Petikan lirik lagu Stupid Girl dari Pink tersebut sempat dibacakan di acara Oprah. Sudah agak lama meang tayangannya. Tapi topiknya tidak pernah basi. Di talkshow berdurasi 1 jam itu dibahas tuntas ihwal kaum perempuan yang kerap bergaya bodoh, cute, sexy, demi menyenangkan kaum lelaki. Pink sebagai bintang tamu menceritakan kenapa ia menyanyikan lagu dan membuat video klip yang habis-habisan menyindir para perempuan macam itu.

Lantas dihadirkan juga tiga orang cewek ABG yang tergila-gila pada Paris Hilton. Mereka menriu semua gaya anak pemilik hotel Hilton tersebut. Walau bukan dari berasal keluarga kaya, mereka berusaha memiliki semua benda yang sama dengan milik Paris yang harganya ribuan dolar sekalipun. Padahal di sisi lain, Paris Hilton tak pernah membeli benda-benda itu. Hanya titipan sponsor.

Juga dihadirkan seorang mantan model video klip yang mengaku pernah mengalami eksploitasi seksual semasa muda. Dijadikan model video klip hanya untuk dibuat mabuk, berpose nyaris bugill, dengan bayaran minim.

Memang itu semua jauh di Amrik sana. Bukan di Indonesia. Tapi kalau melihat gejala bagaimana perempuan di sini mulai meniru-niru gaya selebriti luar, agaknya fenomena serupa sudah berlangsung.

Suntik silikon, botox, operasi plastik, baju sexy, aneka kosmetik berharga jutaan. Kaum perempuan kita sudah lama mengonsumsinya. Siapa yang paling diuntungkan dengan itu semua? Kaum perempuan kah? Non sense. Pemilik modal nyaris semua produk kecantikan palsu itu adalah kaum lelaki.

Ironisnya, banyak perempuan yang juga mendukung semua program eksploitasi seksual tersebut. Selebriti seperti Paris Hilton, Pamela Anderson, dan semua perempuan yang lebih suka memamerkan payudara dan pantat ketimbang otaknya. Mereka menjadi agen-agen para kapitalis dunia hiburan dan industri kecantikan serta fashion. Dan mereka didukung oleh para fansnya di seantero dunia. Pameo yang dikampanyekan adalah : “Kamu bukan cewek keren kalo ngga punya toket gede, pantat bahenol, dipamerin kemana-mana dan bertingkah bego agar dilirik lelaki.”

Dan pameo itu sudah merasuk ke sebagian perempuan Indonesia. Apabila ada orang yang mengkritik dan mecoba membuka mata mereka, maka mereka hanya akan berkomentar, “Sirik lu, ngga punya toket gede, ngga punya bodi sexy buat dibanggain.”

“Ini kan hak gue buat pamer bodi sexy. Lu sok alim amat kayak Rhoma Irama.”

Kemudian saya pun tertawa. Hahaha. Bukan soal moral atau agama yang saya usung. Tapi lebih ke masalah harga diri sebagai perempuan. Sampai kapan kalian para perempuan tukang pamer toket, terus dieksploitasi lelaki? Lebih tepatnya, menjadi korban industri fashion dan kecantikan?

Kalian pikir bergaya setengah bugil di depan TV adalah sesuatu yang hebat dan keren? Layak disirikin? Layak dicemburui? Sadar ngga sih, banyak model video klip Amrik yang sengaja dibikin mabuk, dicekoki pil perangsang, agar mereka mau beradegan seks di depan kamera, lantas dibayar dengan honor yang tak setimpal dibanding profit sang bos yang notabene adalah kaum lelaki?

Come on, setiap manusia diberi talenta olehNya. Perempuan demikian juga. Kalau pernah tes IQ, tentu kita semua tahu mana skor paling tinggi dari beberapa kategori intelektual kita. Ada yang punya kelebihan di musik, matematika, bahasa, olah raga, dan seterusnya. Mengapa tidak gali saja potensi itu dan berusaha dikenal orang dengan kelebihan tersebut? Bukan dengan mengandalkan toket besar yang dipompa silikon atau suntik botox.

Tentu tak seorang pun dari kita mau menjadi Stupid Girl seperti yang digambarkan Pink dalam video klipnya.

Friday, March 16, 2007

Hipster? No Thanks..

Mencari jeans atau celana panjang baru di toko saat ini agak sulit yang sesuai selera saya. Rata-rata model hipster. Apa itu? Bagi pengikut perkembangan fashion, istilah hipster bukan hal baru. Ini adalah celana yang marak digilai pengguna jeans sejak sekitar 3 tahunan lalu di Indonesia. Sebenarnya retro dari gaya

tahun 1960-an. Masih bingung? Jika kamu sering lihat orang memamerkan pinggul atau sebagian celana dalamnya di bagian belakang, nah itulah jeans hipster.

Kenapa saya ngga suka hipster?

Pertama, saya adalah pelanggan mikrolet. Sudah teramat sering saya lihat bagaimana penumpang mikrolet terutama perempuan memamerkan sebagian besar bagian pinggul belakang berikut dengan underwear-nya saat turun. Pada momen ini, posisi tubuhnya otomatis nungging, sehingga memantati penumpang lain yang masih di dalam mikrolet. Pemandangan itu tak selalu disambut baik oleh yang melihatnya. Ada yang mengernyit jijik. Ada yang senyum-senyum meledek. Ada yang terpesona oleh keberaniannya. Ada yang ngiler (ini biasanya cowok). Dan sebagainya. Pokoknya mayoritas adalah sambutan negatif.

Masih bagus kalau ada usaha untuk menampilkan pemandangan indah: underwear yang bagus, indah, bersih. Masalahnya, para pengguna hipster ini kok ya ceroboh kerap memakai underwear ala kadarnya. Yang kolornya sudah kendor, bahkan agak sobek, dekil, dan semua yang tidak menarik mata. Duh, jangan pake hipster deh kalo ngga modal underwear keren. Memalukan!

Maaf, saya tidak mau dibegitukan.

Kedua, saya dan teman-teman sering memergoki bagaimana para pecinta hipster secara sengaja atau tidak memamerkan pemandangan menjijikan: belahan pantatnya tersibak ke seantero dunia. Biasanya ini terjadi saat si pemakai hipster duduk atau jongkok. Kaosnya tertarik ke atas, celana hipster kebanggaannya melorot ke bawah. Muncullah sebagian besar underwear-nya. Yang parah, ternyata underwear itu ikut merosot, sehingga yang nampak adalah belahan pantat. Akan bagus jika tubuhnya ramping, kulit mulus, sehingga terkesan sexy. Bahayanya, sebagian besar pemamer belahan pantat ini justru mereka yang gembrot dengan lemak dimana-mana. Ditambah pantat dan pinggulnya tidak mulus. Atau ramping namun bagian dekat-dekat pantat justru menghitam entah kenapa.. Mungkin dia terlalu sering jemur pantat atau malah area itu ngga pernah dibersihkan. Huek!!!

Walau pinggul saya ramping dan pantat saya tidak budukan, MAAF, saya tidak sudi memamerkannya.

Ketiga, saya sering sekali mendengar komentar para lelaki terhadap perempuan pemakai hipster. Komentar yang tidak menyenangkan rata-rata.

“Gile, gue puas ngeliatin pantat bugil tadi. Mau ereksi aja rasanya. Bisa-bisa gue cari toilet terdekat deh.”

“Wah, kolornya G-string. Jangan-jangan pemain bokep!”

“Tuh cewek ngga tau malu ya, pantat burik aja dipamerin kemana-mana.”

“Gue seneng kalo punya cewek suka pake hipster. Gampang dirogoh. Hahaha!”

Aduh, terimakasih banyak. Walau saya dikasih jeans hipster merk ternama yang harga jutaan, lebih baik saya jual lagi atau dijadikan celana tidur. Lain cerita kalau tubuh saya sesempurna cewek di foto yang saya tampilkan diblog ini. Itupun dengan catatan: sudah tidak naik mikrolet atau metro mini. Dan saya punya segudang koleksi underwear keren buat diintip.