Thursday, November 05, 2009

I am Moving!










Blog ini hanya menjadi dokumentasi tulisan dan ide-ide gila saya saja. Selanjutnya saya memosting semua tulisan di Notes Facebook saya, dan blog saya yang lebih official adalah
merry.netsains.com.

Jadi yang mau mengikuti saya lebih jauh lebih baik add saya di FB atau klik link ini. Atau silakan ke web sains populer saya, Netsains.

Monday, March 02, 2009

Pindah Sementara


Karena blog ini sudah mulai banyak diganggu spam dan sejak dulu dihiasi komentator anonymous, maka blog ini tidak akan diupdate hingga waktu yang tidak ditentukan.

Postingan-postingan blog sementara dipindah ke Notes Facebook penulis yang ternyata komentatornya lebih bermutu, bisa diidentifikasi, dan bertanggungjawab.

Ada juga rencana buat pindah alamat blog baru, informasi lanjutan menyusul.

Thanks, Merry.

Friday, February 13, 2009

Penulis Idealis? Tell Me About It!!!

Penulis idealis menurut NH Dini adalah penulis yang hanya mau menulis apa yang ada di benaknya, tanpa didikte siapapun, termasuk penerbit.

Hasilnya, kini dalam usia senja, NH Dini menderita hepatitis B selama nyaris 10 tahun. Ia mendiami panti werda Wisma Langen. Terpaksa menjual lukisan-lukisannya untuk berobat. Ia juga sempat mendapat bantuan dana dari gubernur Jawa Tengah. Teman-teman sesama sering mengadakan pengumpulan dana buat pegobatan sejumlah penyakit yang diderita penulis Pada Sebuah Kapal itu.

Padahal nama NH Dini lekat dalam ingatan semua orang sebagai penulis produktif di masanya. Buku yang ditulisanya memenuhi rak toko-toko buku besar, pertanda sebenarnya dia penulis yang laku keras, banyak disuka. Tapi apalah arti royalti buku?Di usia senjanya ia jauh dari anak-anak dan suami. Secara finansial ia tak berdaya, juga secara ragawi. Idealisme, begitu kejamkah engkau?

Setelah sekian lama saya menjadi ghoswriter (penulis bayangan: membantu orang yang ingin menulis buku dalam pemolesan tulisan, editing, penambahan data, perbaikan gaya bahasa, dsb), saya sudah menerbitkan 1 buku dengan nama sendiri. Sedangkan buku yang saya tulis dan terbit dengan nama orang lain, jauh lebih banyak.

Jika dibandingkan penghasilannya bagai bumi dan langit. Sebagai ghostwriter, untuk buku pesanan klien, saya mendapat nilai rupiah yang sangat lumayan. Hanya saat buku itu terbit, nama saya tak tertera, melainkan nama klien saya. Di golongan ini saya jelas jauh dari definisi penulis idealis menurut NH Dini.
Sedangkan di buku yang terbit dengan nama sendiri, ah, royaltinya bahkan jauh lebih kecil dari hasil jualan pisang goreng di pinggir jalan.

Dan akhirnya dua penerbit besar menyapa saya, meminta saya menulis untuk mereka, dengan nama saya sendiri. Kabarnya mereka melihat tulisa-tulisan saya di Internet lumayan menggugah selera. Oke, saya coba, ya.
Ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Penerbit pertama minta saya ubah gaya bahasa agar lebih gaul ala ABEGE. Sesuai selera pasar, katanya. Penerbit kedua malah ajak saja bikin script komik sains buat menandingi komik sains Korea yang laku keras. Oke..oke..semua saya coba, ya!

Lalu dimanakah idealisme ala NH Dini?

Sebagai penulis bayangan, saya justru bisa lebih bebas menulis yang ada di benak saya. Baik gaya bahasa hingga plotnya, semua semau saya, klien tinggal manut. Sebagai penulis sungguhan, saya justru habis-habisan didikte penerbit. Kemanakah idealisme penulis ala NH Dini?

Apakah JK Rowling adalah paduan sempurna dari idealisme dan kemakmuran? Sedangkan NH Dini adalah simbol idealisme yang kontra kemakmuran? Mau kemanakah saya melangkah?

Sepertinya saya ingin yang idealis namun tetap makmur, walaupun susah. Semi idealis saja? Moderat?

Thursday, January 08, 2009

Saya: Si Murid Goblok Itu


Huaaa! Akhirnya sempat ngeblog juga!
Ini postinganku pertama di tahun 2009 ini. Ampun, sejak Desember kemarin semua proyek mengalir tiada henti, nyaris tidak menyisakan waktu buat bersantai barang sejenak dua jenak (duh tuh istilah!).

Dan di tengah kesibukan itu, mendadak saya seperti tersedot mesin waktu ke masa silam. Beberapa teman SMA mengontak, mengajak bernostalgia. Teman yang sekian belas tahun tak bersua. Lalu berkat Facebook dan YM, teman-teman SMP kembali menyeruak ikutan meramaikan kesibukan saya belakangan ini.

Bersua mereka, saya seperti dihadapkan pada masa "pertumbuhan" di SMP dan SMA saat saya masih setengah manusia. Ya, ada orang yang langsung sadar dirinya manusia begitu memasuki masa remaja. Tapi saya tidak. Masa menjadi bayi sampai SMA bahkan juga kuliah masih masa pembentukan.

Asli deh, di kurun periode itu saya tak tahu mau apa sih hidup ini. Maunya cuma senang-senang, denger Guns N Roses, Nirvana, Bon Jovi, sampai koleksi jadul tapi sadis kayak Judast Priest, Deep Purple, Kiss, aih aih, selera gue parah abis kan? Saya sampai berkata pada seorang teman: "Gue benci masa sekolah, sebab saat itu gue adalah manusia tergoblok di dunia. Gue benci sama guru, matematika, dan tetekbengeknya. Masa sekolah adalah masa paling suram, abad kegelapan. Sebab gue jauh dari sosok siswa berprestasi kebanggaan bangsa. Gue adalah perwujudan musuh semua guru dan orangtua murid."

Temen saya hanya shock. "Masa sih Mer? Perasaan lu dulu imut deh."
Halah! Imut! Hanya satu kata itu yang diingat seorang teman tentang saya di masa silam. Wajar sih, wong dulu saya masih setengah manusia, bahkan jenis kelamin saya pun masih meragukan apakah saya cewek, cowok, atau hermaprodit atau bahkan tak berkelamin.

Lantas, apakah saya sudah manusia seutuhnya saat ini? Yah, minimal saya sudah bisa hidup mandiri 100% sejak selesai kuliah (eh ngga selesai dink, saya drop out!). Walau ngga kelar kuliah, saya merasa sudah menyelesaikan S1 dan skripsi saya: buku yang saya tulis dan sudah terbit di tahun 2007 lalu. Kini saya sedang menyelesaikan tesis S2 saya, sebuah buku yang sudah dipesan Gramedia. Lalu juga menyelesaikan beberapa proyek riset, buku pesanan klien.

Kuliah saya memang bukan di kampus formal seerti mayoritas teman-teman SMP dan SMA saya yang sukses. Kuliah saya adalah kehidupan yang tak kunjung surut ini. Walau sceara formal saya tak pernah lulus kuliah, saya bangga bisa mendirikan laboratorium virtual, Netsains.com yang isinya para dosen, mentri, jurnalis kenamaan, ilmuwan genius. Walau saya dulu langganan dimarahi guru, disetrap karena tak mengerjakan PR, kini saya justru mengedit dan menulis artikel sains setiap hari.

Walau saya bukan idola sekolah, cewek tercantik di kelas, jago basket, murid teladan, tapi saya sudah memiliki rumah sendiri, istana yang saya bangun dengan jerih payah sendiri, seorang putri menggemaskan, dan seorang pasangan hidup yang setia dan baik hati, cerdas dan tidak sombong.

Apakah saya sudah manusia seutuhnya? Tolong jawab dong, temen2...