Pagi tadi, pukul 6.15 pagi, aku melihat seorang ibu setengah baya sibuk mengangkati botol dan jirigen bensin. Banyak dan berat. Dari rumahnya menuju ke lapak penjualan bensin eceran di pinggir jalan. Itu bukan yang pertama kali, tapi setiap hari, setiap pagi.
Lapak bensin eceran itu milik suaminya. Pagi tadi aku iseng bertanya pada ibu kurus, agak tua tapi perkasa tersebut.
“Kok ibu yang ngangkuti bensin-bensinnya? Suami ibu kemana?”
“Masih tidur, neng. Jadi saya yang ngisiin jirigen, sekalian ngangkatin kesini. Ntar agak siang dia baru yang jualan.”
“Ibu bangun jam brapa tadi?”
“Wah, jam 3 juga udah bangun, neng. Masak, ngisiin bensin, bebenah. Bentar lagi mau nyuci ama ke pasar,” ia menjawab dengan senyum sumringah.
“Suami ibu kerjanya hanya jualan bensin aja kan? Ngga ada kerjaan lain?”
“Ngga neng. Itu juga cuma sampe siang. Udahnya ngaso di rumah. Saya jadi tukang cuci di tempat kos mahasiswa.”
Perbincangan sederhana itu membuat saya berpikir rumit sekali. Kalau saya tidak salah, penjaga lapak bensin itu seorang lelaki bertubuh tinggi besar. Saya hapal karena tiap hari melalui jalan itu. Alangkah mirisnya, lelaki tinggi besar gagah kerjanya hanya jaga bensin eceran dan ngaso di rumah. Sementara istrinya yang kurus kering kerja keras mengurus rumah, mengangkuti jirigen berat, bangun jam 3 pagi. Belum urusan anak-anak.
Saya sangat salut pada ibu kurus itu. Betapa semangat dan tenaga luar biasa tersimpan di tubuhnya yang renta. Dan suaminya di mata saya tak lebih dari MONYET TOLOL PEMALAS TAK PUNYA OTAK DAN PERASAAN.
Jadi ingat kisah seorang teman lelaki yang berprestasi di kantornya. Dipuji atasan sebagai orang pintar membuat surat perjanjian dalam bahasa Inggris. Usut punya usut ternyata istrinya di rumah yang membuatkan surat itu. Istrinya waktu kuliah jurusan sastra Inggris dan langganan dapat IP 3,8. Si suami yang dulu hanya mahasiswa tolol jadi naik pangkat berkat jasa sang istri membantu pekerjaannya.
Hmmm mau tak mau ingat almarhumah Bu Tien, ex ibu negara kita. Setelah beliau wafat, karir politik suaminya, ex presiden Soeharto, terus merosot. Sudah banyak yang tahu bahwa di balik kejayaan Soeharto dulu, ada jasa Bu Tien yang sangat luar biasa membantu. Ibu manis berlesung pipit itulah yang sesungguhnya The Strong Lady Behind a Man. Tabik buat para perempuan luar biasa di seluruh dunia!
Thursday, May 11, 2006
Subscribe to:
Posts (Atom)