Wednesday, October 15, 2008

Status "Busy" di Yahoo Messenger: Jualan Busi Motor, Mas?


"Halo Mer, lagi sibuk?"

Sapaan yang standar, terlalu sering dipakai oleh siapa saja. Biasanya saya agak bingung menjawab. Sibuk??? Kalau menurut Sinchan si anak kecil nakal karakter komik Crayon Sinchan, semua orang selalu sibuk. Sibuk bersantai, sibuk tidur, sibuk makan, sibuk bernapas, sibuk nonton TV, sibuk membaca, sibuk cari pacar, dan seterusnya.
Bisanya saya akan menjawab basa-basi di atas dengan: "Biasa aja". Ya gimana lagi, saya suka bingung mendefinisikan kata sibuk dalam hidup saya.

Setelah berpengalaman bekerja yang disertai deadline, akhirnya saya putuskan bahwa "sibuk" adalah kondisi dimana saya sedang dikejar deadline, ditungguin bos, diharuskan fokus ke meeting, dan sejenisnya. Tapi dasar saya orang yang sejak dulu berprinsip "jangan sampai pekerjaan menganggu kesenangan", maka saya tetap saja bingung dengan apa itu "sibuk". Yang jelas, sibuk adalah saat saya sedang asyik nonton film seru, tau-tau air mendidih minta diangkat, ponsel berbunyi minta diangkat, tetangga ngetok pintu rumah, lalu perut saya mules akibat panggilan alam dalam waktu bersamaan. Kondisi dimana saya sudah tak sanggup lagi memutuskan mana yang harus dikerjakan lebih dulu, itulah sibuk versi saya. Tak peduli itu masalah kerjaan, percintaan, persahabatan, kesenangan duniawi, dan sebaginya.

Namun banyak orang menggunakan kata "sibuk" sebagai alasan bahwa dia tak mau diganggu. Bos yang ingin melamun jorok di kantornya akan menyuruh sekretarisnya menolak semua tamu dengan alasan "bos lagi sibuk". Orang yang sedang mau asyik masyuk chat dengan pacarnya akan memasang status "busy" di Yahoo Messenger-nya.
Jadi jika ada teman atau rekan kerja menolak ajakan Anda untuk makan atau ngobrol dengan alasan "sibuk", itu tak berarti dia sungguhan sibuk kerja, melainkan dia memang lagi malas dengan Anda. Hahaha!

Eh, ada kalanya saya juga sok sibuk kok. Yaitu saat saya sedang serius kerja agar cepat kelar dan cepat makan lalu pulang. Kalau sudah begitu akan muncul komentar:

"Gile Mer, ritme kerja elu kayak orang Jepang," celetuk seorang teman kerja di kantor lama.
"Wah rajin amat jam segini kerjaan udah kelar," celetuk lainnya.

Hei hei, ingat prinsip saya di atas tadi: "jangan sampai pekerjaan menganggu kesenangan". Jadi kalau pekerjaan saya cepat selesai jauh sebelum deadline, itu karena saya ingin punya waktu lebih banyak untuk hal lain di luar kerja. Kesenangan yang saya maksud tak selalu hura-hura, namun waktu yang lebih berkualitas bagi saya. Hidup bukan untuk diperbudak oleh kerja saja, toh?

Jadi kalau saya bekerja super serius dengan kecepatan Pentium 10, itu bukan karena saya super duper rajin, tapi karena saya ingin segera bisa melakukan hal lain di luar urusan kerja. Saya bukan tipe manusia yang senang diperbudak pekerjaan. Kalau kata Mario Teguh, tidak selalu orang yang bekerja hingga lelah akan mencapai keberhasilan. Masalahnya adalah kualitas, bukan kuantitas. Buat apa kerja 24 jam sehari kayak sapi perahan tapi tak kunjung kaya, moril maupun materil?


Lalu kalau saya online di Yahoo Messenger jam 10 malam minggu, anehnya ada saja yang menyapa:
"Lho masih online? Belum kelar kerjaan?"

Hahaha! Sejak kapan chat di Yahoo Messenger masuk kategori kerja? Alangkah kasihannya orang yang berpandangan begitu. Mungkin penjaga warnet?