Monday, November 13, 2006

Swimming on My Ability



Belakangan ini aku serasa terlontar jauh ke masa silam oleh mesin waktu. Seandainya memang mesin waktu itu ada, aku sungguh ingin mengulang semua kenangan dari awal lagi. Dari….masa SD mungkin? Masa dimana kita masih begitu cute dan innocent layaknya anak sebelum puber. Masih murni dengan segala kebersahajaannya.

Salah satu masa silam yang kembali kutemukan adalah seorang Hilman Hariwidjaya. Dia pencipta karakter Lupus yang beken saat aku SD-SMP-SMA. Pertemuanku pertama dan terakhir dengan Hilman itu lebih dari 15 tahun lampau. Saat lelaki bertubuh begeng itu bermain gitar menyanyikan Save A Prayer-nya Duran Duran. Bersama dengan Anto, Boim dan Gusur dia berbagi ilmu menulis kepada kami yang berseragam putih-biru. Dan itu manjur. Tidak lama aku menciptakan karakter Si Pion, cewek SMP lucu yang dimuat di majalah Hai sebagai cerita bersambung. Sejak itulah aku tergila-gila menulis.

“Lucky me swimming in my ability,” tulis Hilman mendekskripsikan dirinya sendiri. Berenang dalam kemampuannya. Yang dimaksud adalah menjalani hidup dengan bermodal kemampuannya, menulis. Sama seperti dia, itu juga yang kulakukan saat ini. Jelas aku belum berarti apapun dibanding seorang Hilman. Namun aku cukup bahagia dengan duniaku saat ini. Tidak semua orang dapat mencari nafkah sesuai dengan bidang yang diingininya. Dan aku menjadi bagian dari orang yang dapat menekuni bidang yang memang disukainya.

Yeah, lucky me. Lucky us.

Sekitar tiga hari silam, aku bersua lagi dengan sosok itu. Kami berkirim pesan singkat tentang masa lalu. Sedikit saja. Sama-sama menyadari bahwa waktu telah merubah segalanya. Hilman sudah tidak begeng lagi. Dia tembem. Rambutnya tidak gondrong. Justru aku yang berubah jadi begeng dan gondrong. Satu hal yang tidak berubah, kami tetap berenang dengan kemampuan kami. Di pikuk jagat yang kian gaduh ini....Lucky us...