Sunday, September 24, 2006
Power Puff Girls Are in Luv
Dulu, kami sempat menyetarakan diri dengan para tokoh film seri Sex and The City. Kelamaan, setelah diamati, justru bertolak belakang. Benar, kami adalah para perempuan pekerja, berusaha menjadi perempuan karir.
Hmm, ada beda ya antara perempuan pekerja dan perempuan karir? Jelas. Kalau pekerja itu sekadar mencari nafkah. Sedangkan karir, ya mengejar karir setinggi mungkin. Berkaca dari kondisi kami, saat ini kami adalah pekerja yang tengah merintis karir. Mencoba bekerja bukan sekadar mencari uang, melainkan juga mencintai, bangga, sekaligus juga mencari kesuksesan.
Ah ribet membicarakan pekerjaan. Apa mau dikata, itulah topic utama obrolan kami tiap kali bertemu. Kontras dengan empat perempuan dalam Sex and The City yang justru nyaris tak penah membicarakan karir mereka. Ya, topik utama obrolan mereka adalah seks dan cinta. Sesuai dengan judul serial itu tentunya.
Setiap acara makan siang atau makan malam bersama, Miranda, Samantha, ….dan …. Tak pernah absent dengan gelak tawa atau sedu sedan seputar kisah kencannya. Bagaimana dengan kami?
Biasanya pertemuan akan diawali dengan membicarakan “Sedang sibuk apa sekarang?”. Lantas “Ada film bagus apa? Kapan nonton bareng? (ini nyaris tak terealisasi, sebab akhirnya kami akan sibuk sendiri-sendiri). Lantas memilih menu makanan secara heboh, lama, dan akurat. Kemudian topic berlanjut ke kabar “pacar” kami. Sssttt,”pacar” yang dimaksud di sini adalah notebook alias komputer jinjing kami! Akan ada bahasan agak techie seputar “Kenapa batere gue ngga bisa pol?” atau “Dimana beliin cover keyboard Acer yang melengkung antik itu?” atau juga keluhan Ajeng tentang MacBook-nya yang pesolek, dan sejenisnya.
Lalu akan ada selingan sedikit tentang bos yang menyebalkan, pekerjaan tak kunjung habis, model baju baby doll yang in, apakah lipgloss masih dibutuhkan, sepatu ceper murahan itu bisa awetkah, dan sebagainya, dan sebagainya.
Kemudian, kembali membangkitkan obsesi lama ihwal membentuk sindikat atau konsultan, blab la bla…..
Dan ketika ada salah satu yang keceplosan bertanya tentang cowok, maka suasana mendadak…………………………hening! Seolah ada “setan” lewat,semua langsung terdiam. Itu pertanda kami tengah mengheningkan cipta bagi kisah cinta kami yang sudah lama gugur ibarat pahlawan di tapal batas.
Apa pasal? Ya, kehidupan asmara kami dapat dikatakan nol besar, bahkan minus, dalam beberapa tahun ini. Topik tentang cowok selalu mengundang hati yang luka (duh, kayak lagu cengeng jadul!).
Eh, jangan salah. Secara tak sengaja saat ini kami tengah sama-sama dirundung asmara lho. Masih belum apa-apa. Masih sebuah pre-fall-in-love. Istilah Ajeng, baru “jatuh suka”, belum jatuh sayang atau cinta. Uniknya, kami bertiga bisa mengalaminya secara bersamaan. Padahal selama ini kesibukan telah menenggelamkan aku, Eno dan Ajeng sampai sulit saling bersua. *Untung ada Yahoo Messenger dan SMS*.
“Jadi Power Puff Girls are in luv? Wah, The Luv Episode og PPGs!” Itu SMS kami akhir pecan kemarin. Blossom, Bubble dan Buttercup tengah dilanda romantika. Akankah kami kecewa dan terluka? Ah, persetan saja.
Tapi jangan salah, obrolan kami tetap tidak seheboh serial Sex and The City. Selain kisah kasih kami sangat sepi, kami juga bukan penganut seks bebas. Jadi tidak akan pernah ada ketawa heboh ala Samantha yang berkisah tentang kencan panasnya! Obrolan kami justru lebih mirip dengan curhatan anak SMP di meja kantin sekolah. Ya, mungkin kami tidak pernah merasa tua dalam hal yang satu itu
Subscribe to:
Posts (Atom)