Thursday, December 14, 2006

Nightmare Dates




Seperti apa nightmare date itu?

Seorang teman lelaki berkisah bahwa kencan mimpi buruk adalah ketika bercakap-cakap dengan seorang perempuan selama dua jam lebih tapi si perempuan tak jua tahu apa pekerjaan si lelaki. Ini akibat si cewek terus menerus bicara soal diri sendiri. “Self centered,” begitu teman saya menyebut sifat negatif itu.

Hmm, ya saya juga pernah mengalami.
Berjam-jam bersama seorang lelaki tapi sebanyak 1 jam 50 menit topik obrolan berputar-putar mengenai dirinya, obsesinya, masa lalunya, pekerjaannya, hobinya, makanan kesukaannya, dan segala tetek bengek yang berpusat pada dirinya semata. Nyaris tak pernah bertanya balik tentang diri saya. Ya, itu bisa jadi sebuah kencan mimpi buruk yang saya harap takkan terulang lagi seumur hidup.

Jangan salah ada lagi yang jauh lebih buruk. Seorang karib mengalaminya. Dan saya sangat bersedih karenanya! Seburuk apa itu?

Pernah terbayang si cewek menjadi si pihak yang mentraktir makan pada 1st date? Padahal itu sebuah kencan pertama, dan kesepakatan kedua belah pihak. Lain cerita kalau si cewek yang nguber-nguber, Sama sekali tidak. Entah si cowok memang blangsak tak tahu diri atau memang super kikir pelit menyaingi Paman Gober atau memang dia cowok matre yang hanya niat memoroti cewek…entah. Yang pasti saya masih shock dengan teman saya yang bertutur betapa ia kecewa saat ia mengeluarkan dompet untuk membayar makan, si cowok sama sekali tak bereaksi.

Oke, mungkin itu sebuah “kecelakaan”. Bisa jadi cowok itu lupa mampir ke ATM. Teman saya itu memang bukan tipe cewek perhitungan dalam hal materi. Maka kencan sial itu tak menjadi masalah yang terlalu berarti. Hubungan dengan si cowok blangsak masih terus berjalan walau sebatas SMS dan telpon.

Dan suatu ketika si karib saya berbasa-basi minta diantar ke Bandung oleh si cowok yang sudah ditraktirnya makan di kencan pertama tadi. Mau tahu apa jawaban si blangsak? “Boleh, asal lu ya yang bayar bensinnya,”. Astaganaga! Apa memang dunia ini sudah kehabisan stok lelaki gentleman? Apa semua lelaki gentleman dan tahu sopan santun sudah musnah terbang ke surga, sehingga di muka bumi ini hanya tersisa para lelaki serba perhitungan, tak tahu etika dan mau hidupnya dibiayai perempuan?

Akhirnya sang karib memutuskan ke Bandung sendiri. Lebih baik naik travel elit sekalian daripada harus menanggung biaya bensin dan semobil bersama cowok matre. Biarkan saja si cowok matre blangsak tak tahu malu itu terjungkal ke neraka bersama semua harta bendanya.