Sunday, January 29, 2006

Jangan "Perek", Cukup "Pelacur" Saja



“Perek” adalah kata makian paling menjatuhkan dan menyakitkan bagi seorang perempuan . Saya (untungnya) belum pernah dimaki dengan kata itu. Justru pernah melakukan makian itu kepada seorang teman yang sudah kelewatan kelakuannya. Kalau dalam bahasa Inggris, mungkin padanan paling pas bagi “perek” adalah “bitch”. Kata teman, ini lebih rendah kelasnya dari pelacur. Kenapa?

“Perek atau bitch melakukan hubungan seks hanya demi kesenangan. Tapi pelacur demi mencari uang,” ungkap teman dari Yogyakarta tadi.

Apa benar making love (ML) demi uang lebih baik ketimbang demi kesenangan? Kata teman lain lagi,”Tidak lah. Kalau cewek ML demi kesenangan maka ia akan selektif. Tapi kalau demi uang, akan mau melakukannya dengan sembarang cowok asal dapat uang.”

Tapi teman lain berkomentar,” Tidak ada yang lebih baik. Namun kalau disuruh memilih, saya lebih respek sama pelacur daripada perek.” Ia berargumen, ML demi kesenangan adalah ciri orang yang rakus, amoral, mencari kesenangan duniawi. Kalau ML demi uang memang juga amoral, hanya motivasinya bisa jauh lebih luhur, yakni demi menghidupi anak, orang tua atau mencari penghidupan lebih layak.

Seorang pelacur bisa bertobat jika kelak ia sudah mendapat uang cukup atau pekerjaan layak sehingga tak perlu lagi jual diri. Banyak kisah dimana “ayam kampus” mencari biaya kuliah dengan jual diri. Setelah lulus dan dapat pekerjaan layak, bisnis jual dirinya stop 100 persen.

Tapi seorang bitch, yang ML demi kesenangan, bisa jadi tidak akan mengenal kata stop. Walau sudah bersuami sekalipun, pencarian “kesenangan” itu akan muncul tiap saat.
Kesimpulannya, kalau berhadapan dengan perempuan yang belum terlalu mengesalkan, jangan maki dia dengan kata “perek”, cukup “pelacur”saja. Sebab pelacur lebih baik sedikit ketimbang perek. Hahaha!

Thursday, January 26, 2006

Tipe yang Manakah Kamu?



Saya lupa dimana pernah membaca pengelompokan ini. Tentang kategori manusia yang berkaitan dengan waktu dan uang.

"Tingkat paling rendah, manusia yang bekerja keras sampai tak punya waktu luang, tapi uang yang dihasilkan juga menguap begitu saja.

Lalu ada tingkat dimana manusia punya banyak waktu luang, tapi juga tak punya uang untuk dinikmati.

Tingkat berikut, manusia yang menghasilkan uang banyak tapi tak punya waktu untuk bersantai menikmati uangnya.

Yang paling tinggi tingkatannya adalah manusia yang memiliki banyak uang, sekaligus waktu luang untuk dinikmati."

Yang manakah saya? Hmm agak sulit memutuskan. Saat ini penghasilan saya cukup saja. Tidak besar, berlebihan, tapi cukup lumayan dan ngepas. Hehehe.
Minimal masih bisa hang out sama Libby dan teman-teman. Masih bisa membayar kontrakan rumah dan menggaji asisten rumah tangga. Masih mampu membelikan buku cerita karangan Morris Gleitzman kesukaan Libby, nonton ke bioskop dekat rumah, atau sesekali makan makanan sampah di mall.

Tapi saya merasa sangat kurang kalau dikaitkan dengan kebutuhan akan membeli rumah, membiayai pendidikan setinggi mungkin buat Libby. Itu butuh manajemen khusus. Berarti juga menghilangkan beberapa "kesenangan" tadi. Atau mencari side job. Keduanya masih dalam upaya.

Yang jelas saya tidak mau jadi budak uang. Manusia di tingkatan menghasilkan uang banyak tapi tak punya waktu untuk bersantai menikmati uangnya. Saya butuh precious time bersama Libby dan teman-teman, juga diri sendiri.

Jadi, mari kita bersama-sama menjadi manusia di tingkat paling atas. Punya banyak uang dan waktu luang untuk menikmati hidup. Dan berbuat kebajikan tentunya.

Wah, sulit lho!

Wednesday, January 25, 2006

Mari Belajar dari Anak-anak


Kemarin sore, sepulang kerja
Manis kecilku, Libby, memamerkan bandul kalung salib
"Dari Riska, Ma, Libby dikasih."
"Lho, Riska kan Islam? Kok bisa kasih kamu salib?"
"Dia nemu, trus dikasih ke Libby."

Riska adalah anak perempuan tetangga kami. Sekolah di SD Muhammadiyah. Berkerudung kalau ke sekolah. Rumahnya dijadikan markas latihan marawis. Libby sering ikut main rebana.

Esoknya, Libby mau memakai kalung salib itu ke sekolah. Lumayan besar juga. Aku jadi agak was was sebab Libby memamerkannya.

"Kalo di jalan, kalungnya jangan dipamerin, Lib. Masukin ke balik baju aja."
"Kenapa, Ma?"
"Hmmm...nanti ada yang ngga suka. Ngga semua orang suka sama orang yang pakai salib."
Aku bingung bagaimana menjelaskannya. Salah-salah malah mengajarkan SARA.
"Lho, kenapa? Kan Libby dapetnya dari Riska yang bukan Kristen?"
"Nanti dijambret," begitu saja jawabanku yang sepertinya aman dan tak perlu mengajarkan SARA pada anak usia 9 tahun itu.

Dalam hati, aku berbisik, "Seandainya kamu tahu, di Poso ada siswi SMU yang lehernya digorok karena dia beragama Kristen. Seandainya kamu tahu, di Poso juga banyak gereja dibom, pasar dibom."
Itu yang bikin aku was was kalau puteriku seorang berjalan-jalan dengan kalung salib di leher. So far memang kami tidak pernah mengalami diskriminasi agama di lingkungan kediaman kami yang nyaman, mayoritas muslim itu. Tapi pakai kalung salib di jalan? Oh, nanti dulu. Aku masih belum mau ambil risiko.

Mengingat asal muasal kalung itu, aku jadi trenyuh. Benar, salib itu dari Riska yang muslim. Untuk sahabatnya yang beragama Kristen.
Aku juga ingat, dulu semasa SMP pernah mengajak sahabat muslimku ke gereja. Bukan untuk apa-apa tapi sekedar iseng. Dia cuma baca komik saja di sana, menemaniku. Sementara aku beribadah. Dia anak haji yang taat. Apa salahnya seorang muslim ke gereja? Toh dia tetap muslim, tetap rajin sholat bahkan ikut umroh beberapa tahun kemudian.

Alangkah indahnya toleransi beragama di kalangan anak-anak. Mengapa kita yang dewasa dan tua-tua ini tak bisa menghadirkan keindahan itu?

Tuesday, January 24, 2006

Tahukah Anda....



Tahukah anda…
Di negeri kita ini, praktek seks bebas diharamkan jika itu dilakukan di rumah, kos-kosan, motel murah, hotel melati, diskotik murahan, lokalisasi murahan. Mereka kalau ketahuan akan langsung digrebek, ditodong duit atau diarak bahkan disorot kamera TV.

Tapi kalau seks bebas itu berlangsung di hotel bintang lima, apartemen, kondominium atau rumah mewah kawasan real estate, maka HALAL-HALAL saja.
Mengapa?
Sebab pelaku seks bebas di kawasan elit itu sudah menyogok aparat dan oknum setempat. Jadi ya aman lah…

Kesimpulannya: kalau mau menganut seks bebas, kumpulin uang dulu yang banyak atau setidaknya jadi pejabat/anak pejabat/anak jendral/orang berpengaruh di negeri ini.


Tahukah anda…
Di Amerika Serikat, negara yang dituduh sebagai bangsa amoral, bejat, sumber kebrengsekan, presidennya sangat dikutuk rakyat kalau diketahui punya skandal seks. Bill Clinton misalnya, disumpahserapahi dan dianggap tak layak jadi presiden karena ada skandal dengan Minica Lewinsky.

Uniknya, di Indonesia, negeri yang konon katanya berbudipekerti luhur, alim, taat beribadah, memegang nilai-nilai moral dan Pancasila, presiden pertamanya justru seorang yang punya banyak istri. Itu belum termasuk istri ilegalnya. Tapi justru dianggap pahlawan, idola bangsa, tokoh kebanggaan tiada tara.
Mengapa?

Sebab memang negeri kita menganut azaz patriarki dimana masyarakatnya menganggap perempuan memang layak dijadikan objek seks semata. Skandal seks juga wajar selama itu melibatkan petinggi negara.

Kesimpulannya: Negeri yang luhur ini memang tak pernah menghargai perempuan.

Monday, January 23, 2006

Jangan Salahkan "Pengaruh Barat"!!!

Belakangan isu pornoaksi dan pornografi kembali marak. Berkaitan dengan RUU porno-pornoan yang sedang digodok di DPR. Ini juga membahas soal terbitnya majalah Playboy Indonesia yang kabarnya akan memajang pose bugil seperti Playboy luar sana. Ya jelas harus bugil, itu kan sudah trade merk majalah itu. Kalau pakai kebaya nanti disangka majalah sinden.

Yang lucu, isu pornografi selalu berujung pada masalah moral bangsa. Ikut kontes Miss World dianggap tidak mencerminkan moral bangsa karena ada adegan tampil dengan bikini. Memajang pose bugil adalah merusak moral bangsa. Ada lagi komentar tokoh sok alim, “Itu pengaruh budaya barat yang merusak nilai timur.”

Pengaruh barat?? Saya jadi bertanya. Tradisi tayuban dimana penari bisa pamer payudara setengah melalui kemben yang melorot dan bebas dicoleki lelaki itu pengaruh baratkah? Budaya selir, istri simpanan, piaraan, kawin kontrak di banyak daerah pelosok Indonesia yang sudah berusia ratusan tahun sejak jaman Gajah Mada, pengaruh baratkah?

Memakai kemben yang mempertontonkan setengah buah dada, tradisi mandi bareng cewek-cowok di pedalaman Bali, bahkan tradisi bugil saudara kita di Papua. Pengaruh baratkah?

Saya berpikir. Kalau mencermati budaya, maka budaya paling maju dan beradab justru budaya barat. Ingat, di era 1800-an, di saat bangsa kita masih bertelanjang dada dengan payudara kemana-mana, orang di benua Eropa para perempuannya sudah pakai gaun panjang ala Cinderella yang menyapu tanah. Bagian atasnya pun kerah rapat.

Lucu kalau menyalahkan pengaruh barat. Apa para pejabat, tokoh alim ulama dan kaum cerdik cendekia negeri ini tidak berkaca diri. Kawin mawin, peselingkuhan, pergumulan seks sok alim dengan dalih kawin siri, dianggap biasa. Eh giliran foto bugil malah dianggap merusak moral bangsa.

Kesimpulannya adalah: praktek seks munafik lebih dihalalkan di negeri ini ketimbang sekadar berfoto bugil. Luarrrrr biasssaaa!!!
Mestinya mereka para tokoh negeri ini memajang spanduk besar bertuliskan: "Ayo rame-rame menganut seks bebas dengan wajah sok alim!"

Friday, January 20, 2006

Confessions of A Bloody Playboy



Kenapa seseorang bisa dijuluki playboy atau playgirl? Karena mereka identik dengan perilaku gonta ganti pasangan. Lalu apa salahnya dengan gonta ganti pasangan? Bukankah hidup memang mencari yang terbaik?

Pagi ini secara tidak sengaja saya mendapatkan pengakuan dari seorang lelaki yang populer sebagai playboy. Dia bukan "playboy" pertama yang saya kenal. Sudah ke-10 atau entah ke-20, mengingat sejak sekolah teman saya mayoritas adalah cowok. Prestasinya pun masih biasa saja, sebab masih banyak playboy lain dengan jam terbang jauh lebih tinggi.

Ternyata nyaris sama dengan playboy lain, si teman ini menyimpan satu misteri. Kenapa ia jadi playboy? Sebab ia punya satu obsesi yang belum jua terwujudkan, yakni menggapai hati si perempuan pujaan. Jadi kisahnya, ada satu perempuan yang membuatnya luluh lantak berdarah-darah sampai hari ini sejak lebih dari 10 tahun lampau. Karena tak berhasil menggapai hatinya, maka ia pun mencetak aneka petualangan dengan banyak perempuan. Tujuannya? Berusaha melupakan si pujaan hati itu.

Tapi tak satupun perempuan yang digandengnya bisa membuat sang playboy bertekuk lutut. Dan cinta terpendam pada sang pujaan hati kian membara saja.
"Mungkin dia males liat kelakuan playboy elu," kataku.
"Iya, tapi kan dia semestinya melihat gue dari dua sisi berbeda," ujar si playboy.

Sisi berbeda? Apakah seorang perempuan untuk menilai lelaki harus menggunakan indera ke-6? Apakah ada sisi lain dari seorang lelaki playboy? Kegombalannya? Kenarsisannya?
Tapi asli, sebagai teman saya selalu bisa menilai lelaki dari banyak sisi. Beda dengan terhadap seseorang yang kita suka atau cintai. Hanya ada satu sisi dari dirinya, yaitu yang tampak dan yang ingin kita lihat darinya.

Kalau saya ada di posisi satu dari korban ke-playboy-an teman tadi, tentu saja akan membencinya. Menyumpahinya. Mengutuki setengah mati. Tapi untung tidak. Saya adalah temannya, maka saya bisa menilai secara arif.

Bagaimana kalau posisi saya ada pada si perempuan pujaan yang dicintainya selama 10 tahun lebih? Mungkin saya akan muak. Atau mungkin sebenarnya saya cinta juga sama playboy ini. Hanya terlalu gengsi atau jaga image untuk mengakuinya. Jadi lebih baik cari cowok lain saja dengan "curriculum vitae" yang lebih meyakinkan.

Mungkin...mungkin....

Thursday, January 19, 2006

Kenapa Lebih Banyak Politisi Cowok Daripada Cewek?

Ternyata bukan hanya saya. Tapi teman-teman, sahabat, saudara, kenalan, teman dari teman saya, saudaranya teman, temannya saudara, juga mengalami. Bahkan seorang teman chating yang baru kukenal juga mengalami. Kita semua para perempuan memang punya banyak kesamaan dalam hal satu ini.

Apakah itu???

Dikecewakan mahluk-mahluk lelaki kalau terlibat dalam suatu janji. Bukan janji sehidup semati atau apa. Hanya janji sepele untuk makan bareng, nonton bareng atau sekedar cari buku bareng. Mereka ini bukan saja pacar atau kekasih atau selingkuhan , tapi sekedar teman saja.

Pengalaman yang berulangkali terjadi ini sederhana memang. Jadi kita berjanji untuk makan siang bareng misalnya. Saya sudah stand by di tempat pertemuan. Menunggu dengan sabar. Satu menit, dua , tiga empat menit...setengah jam...si cowok tak kunjung muncul. Saya SMS, tak dibalas. Pas ditelepon, jawaban di sana "Hah??? Janjian sama elu??? Kok, gue lupa ya?? Hari ini ya?? Bukan besok???" Begitu suara cowok idiot di seberang sana.

Lalu satu jam kemudian dia pun muncul. Dan satu kata yang saya tunggu keluar dari mulutnya tak kunjung keluar. Apa itu??? Kata MAAF.
Para cowok ini walau salah, sangat gengsi untuk mengucap kata maaf.

Saya kira kejadian sial yang menimpa bertahun-tahun silam itu takkan terulang. Tapi tidak. Pada cowok yang berbeda, peristiwa itu berulang lagi dengan berbagai versi berbeda.

Saya kira hanya saya seorang yang mengalaminya. Oh, tidak. Hampir semua teman perempuan mengalaminya juga. Sepertinya semua kaum Hawa di muka bumi juga bernasib serupa. Tidak percaya? Tanya saja teman perempuan anda. Apa pernah kecewa karena janji gombal cowok?? Jawabnya pasti pernah. Apa pernah ada cowok yang super gengsi minta maaf walau sudah salah. Pasti jawabnya YA.

Ada apa ya dengan kaum Adam sedunia? Memori otak yang sangat terbatas? Tingkat intelejensia yang begitu rendah?? Atau moral dan etika yang sangat minim?? Please, tell me!!!
Sekarang saya tahu kenapa politisi cowok lebih banyak ketimbang cewek. Sebab cowok lebih pintar umbar janji lalu melupakannya.

Ini petikan chat saya dengan seorang teman. Tentang gombalnya cowok.

platypus_aora: soal kebiasaan cowok yg hobi lupa ama janji
platypus_aora: eh lu sering ngalamin ngga seh
platypus_aora: janjian ama temen cowok, eh dia lupa
just_lucee: ngalamin apa?
platypus_aora: pdhal kita udah stand by
platypus_aora: gw sering banget
platypus_aora: temen2 gw yg cewek juga
just_lucee: sering...
platypus_aora: kata mereka, cowok itu kayak menderita serangan lupa mendadak
platypus_aora: alias pikun alias bego
platypus_aora: jadi kalo janjian
platypus_aora: kita ngga ngingetin
platypus_aora: pasti mereka lupa
platypus_aora: jadi suka ngga nepatin ato telat parah abis2an
platypus_aora: n yg nyakitin, sukagengsi minta maaf
just_lucee: tapi sekarang kalo gw janjian ma cowo... ga akan gw peduliin kalo dia ga ngingetin... biarpun gw inget gw ga akan ngingetin mreka
just_lucee: makanya... sekarang kita balik aja
platypus_aora: ngga semua cowok seh
platypus_aora: ada juga beberapa yg on time
platypus_aora: banyak cowok yg gengsi minta maap ya
platypus_aora: gw paling seneng maksa mereka minta maap
platypus_aora: kalo akhirnya kluar kata maap, rasanya puasssss
platypus_aora: hehehe
just_lucee: sama!
platypus_aora:
just_lucee: tapi sekarang, kalo ke cowo gw seneng bersikap kaya mreka rata rata!
platypus_aora: emang kudu gitu
just_lucee: kalo janjian kudu mreka yang ngingetin...
platypus_aora: masalahnya mereka jangankan mau ngingetin, inget aja kagak
platypus_aora: memori otaknya minim banget
platypus_aora: kayak HP zaman doeloe
just_lucee: kalo janjian ma cowo.. kita kudu punya plan b, c, d, e etc
just_lucee: hehehe
platypus_aora: memorinya cuma bisa nyimpen 50 phone book
platypus_aora: ember
platypus_aora: jadi kalo janjian ama co, kudu bikin janji serep
platypus_aora: kalo perlu janjian ama 10 cowok sekaligus
platypus_aora: 5 idiot, masih ada 5 lainnya

Monday, January 16, 2006

Ya, Saya Sangat Bahagia




Am I happy???
Seorang teman dalam blognya mengatakan, "Life is too short to be sad."
Seorang teman lain mengatakan padaku, "Kebahagiaan itu tidak tergantung orang lain."
Ia bahkan menolak alasan bahwa aku bahagia karena Libby-ku.
Dan kutemukan di sebuah majalah bahwa, "Bahagia adalah ingin berada dimana kini kita berada."

For all that reason, I decide: "Yes I am trully happy."
I love my life just the way it is...with or without couple
Saya masih punya begitu banyak sahabat baik
Minimal ketika dalam kesulitan, cukup kirim SMS dan mereka siap membantu
Jam 12 malam saat Libby demam, saya meng-SMS teman dan minta support
"Kompres pakai air dingin, Mer. Pagi-pagi langsung ke dokter."
"Jangan lupa periksa darah, musim DBD lho.."
dan aneka pesan baik lainnya.

Saat PC ngadat karena petir, belasan SMS pun masuk memberi petunjuk.
Tidak sedikit yang menawarkan bantuan servis gratis.
Ada yang siap datang ke rumah kapan saja dibutuhkan...

Saat Libby harus operasi usus buntu, bahkan teman di Jerman nun jauh di sana menyempatkan menelepon, menanyakan kabar Libby.
Teman lain di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, tak kalah sibuk menelepon dan SMS
Semua mendoakan malaikat kecilku...
Tentu saja yang menemani proses operasi pun bahkan sahabat dan ibunya yang jauh-jauh datang dari Bogor.

Ketika BT karena kerja menumpuk dan aneka masalah ada, selalu ada teman yang berkirim SMS lucu. Sangat menghibur. Kita bisa curhat 24 jam penuh walau hanya via telpon.
Untuk bersua pun bisa kita atur janji lalu curhat sepuasnya sampai muntah...
Dan jangan lupa pesona Libby Si Tomat Kacil Manisku. Dengan gaya celotehnya, sungguh menghibur tiap detik hidupku.

Dengan begitu banyak teman baik
Tomat kecil manisku
Anugerah hidup sehat
Rahmat atas kemampuan hidup mandiri
Juga rejeki yang tiada habisnya dari MY GOD
Alangkah berdosanya jika aku mengaku tidak bahagia
Alangkah tidak tahu dirinya aku

Dan apakah atas semua kebahagiaan itu, aku masih butuh pasangan hidup lelaki???
Thanks berat deh, itu nomor ke sejuta sekian saja.
Sorry ya para lelaki, untuk saat ini saya hanya butuh kalian sebagai teman dan sahabat. Tidak lebih.

Sunday, January 15, 2006

Jangan Merendahkan Kekuatan Cewek








Lagi BT eh nemu kartun kocak nan gila ini...lumayan buat hiburan.

sumber: http://www.mistletoebeltbuckle.com/images/t-powerwoman-big.gif

I Will Survive!!!

Whoa...seminggu ini Asisten Rumah Tangga (ART) mudik. Jatah cuti saya baru aja diambil dua minggu lalu. Karena tidak enak hati, tentu saja ngga ambil cuti lagi. Terbayang kan betapa ribetnya bekerja sambil tetap antar jemput anak sekolah. Nulis artikel, nulis buku, cari data, riset, sambil tetap mencuci, memasak, cuci piring, menyapu, mengepel, bersih-bersih.

Itu secara fisik saja. Dari sisi psikis harus survive dengan ide-ide tulisan yang tidak boleh habis stok, menghadapi anak yang rewel minta Barbie, komik baru atau minta jajan junk food alias makanan sampah. Atau keluhan anak yang habis berantem dengan teman sekelas, nilai ulangan pas-pasan, semangat belajar nol, et cetera et cetera. Belum lagi masalah kerjaan dan personal.

Dan penderitaan pun lengkap sudah dengan PC rumah yang ngadat ngga mau nyala. Prediksi terkuat adalah disebabkan amukan petir yang luar biasa dua hari lalu. Apa semua data akan lost? Harus beli HDD dan motherboard baru????

God, please makes me strong to survive with all these chalenges..

I will survive
As long as I know how to love I know I'll be alive
I've got all my life to live
I've got all my love to give
I will survive
I will survive
Yeah, yeah


(I will Survive, Gloria Gaynor)

Saya pun menyapu sembari menunggu air mendidih sambil menyeandungkan lagu di atas...

Thursday, January 12, 2006

Dearset Libby My Sweety Angel...

Malaikat kacilku
Tomat manisku
Maafkan mama harus sering meninggalkan kamu pergi demi cari uang
Sebab "papa"-mu bukan lelaki, tapi cuma banci kaleng yang habis ngecret bikin kamu terus enak-enakan cari perempuan lagi...

Malaikat kecilku,
maaf kalau mama males cari "papa" baru
sebab takut kamu diperkosa oleh ayah tiri
bukankah lelaki cuma mikirin selangkangan??




Denger berita 2 anak dibakar ortunya, satu sampe mati...
Baca berita ada anak perempuan disodomi pamannya dan dibunuh ibu tirinya...
Nonton di tivi, anak perempuan diperkosa ayah kandungnya sampai hamil...
Ada lagi anak perempuan kakinya disetrika bapaknya...
Anak perempuan dibunuh di hotel...
Anak perempuan diperkosa ayah tiri berkali-kali..

Go To HELL manusia macam itu semua!!! Bahkan neraka pun masih terlalu indah bagi kalian!!!

Are U The Lucky One?




*Perempuan super duper beruntung di dunia ini adalah yang mampu berbahagia tanpa harus punya pasangan.*

*Yang beruntung adalah yang punya pasangan cowok ganteng, pinter dan kaya.*

*Yang sedikit beruntung adalah yang dapat pasangan cowok ganteng dan kaya tapi bego.*

*Yang agak beruntung adalah yang cowoknya ganteng, pinter tapi miskin.*

*Yang biasa aja adalah yang cowoknya jelek,bego tapi kaya.*

*Yang rada sial adalah yang cowoknya jelek, miskin tapi pinter*

*Yang sial, apes, mendingan mampus aja, adalah yang cowoknya udah jelek, miskin bego lagi.* (Tenggelemin aja di kali penuh limbah beracun dah cowok kayak gitu atau jejelin borax dan formalin campur bakso tikus!)

Tergolong yang manakah anda? Saya jelas yang nomor 1! Super duper beruntung!

Tuesday, January 10, 2006

Stop Jadi Manusia Pengeroyok


Ini sudah terjadi berkali-kali. Hanya baru sekarang saja saya punya kepedulian untuk menulis. Tiap jam makan siang, saya ditanya teman, “Sudah makan?” Kebetulan saya setelah liputan sempat mampir di sebuah gerai restoran waralaba. Jadi saya jawab sudah. “Dimana? Sama siapa?” Saya sebutkan nama restoran itu sambil menjawab bahwa saya makan sendiri.

“Ih, apa enaknya sih makan sendirian? Ngga iseng? Ngga takut digodain cowok?” Teman tadi gusar. Komentar serupa sudah sering saya dapat kalau memang kebetulan saya habis makan sendirian. Dan selalu saja pemberi komentar itu teman perempuan, entah itu teman sekerja, teman (dulu) kost, teman (dulu) kuliah atau teman gaul.

Atau misalnya jam makan tiba, para teman ini sibuk mencari “teman” untuk makan. Bukan hanya makan, aktivitas lain pun seolah diwajibkan untuk dilakukan bersama-sama. “Temenin gue beli buku yuk, temenin gue ke salon yuk, temenin gue nonton,” dan sejenisnya. Kalau saya jawab, “Sana aja sendiri, emang kenapa sih?” Maka jawabannya hamper seragam,” Nggak enak sendirian. Iseng.”

Bahkan ketika saya melakukan beragam aktivitas seorang diri, maka saya akan dikritik. “Seneng amat sih jalan-jalan sendirian. Nggak punya temen?” Atau dikomentari cowok usil, “Sendirian aja Neng? Mau abang temenin?”

Semua sikap untuk selalu melakukan kegiatan bersama-sama itu justru tidak masuk logika saya. Aneh. Gila. Di zaman serba sibuk, di masa dimana setiap manusia punya tuntutan untuk mencari pendapatan ekstra, pencarian arti diri dan kerja lebih keras, serta lalu lintas sedemikian macet hingga menyulitkan kita untuk bertemu dengan sahabat karib, sudah selayaknya kita menjadi manusia mandiri. Bukan indvidual, tapi mandiri.
Anehnya, sikap mandiri ini diidentikan dengan tidak mau bergaul.

Come on guys, bergaul itu ada masanya. Saya sudah puas bergaul di masa sekolah dan kuliah dulu. Sampai studi berantakan akibat begadang melulu tiap malam demi bergaul. Saya juga punya jadwal khusus untuk bergaul, hang out dengan teman-teman gila-gilaan. Tapi apakah itu berarti setiap aktivitas harus dilakukan bersama-sama? Apa salahnya duduk di kafe sendirian menikmati secangkir kopi nikmat? Takut diganggung cowok? Ganggu aja lagi. Apa salahnya jalan-jalan ke mall sendirian? Bahkan dulu selagi kuliah saya sering hiking sendirian dan justru mendapat kenalan baru.

Ayolah cewek-cewek sekalian, jangan puas diri menjadi manusia keroyokan. Nengok teman sakit rame-rame. Nonton harus rame-rame. Ada saatnya kita melakukan aktivitas bersama-sama, tapi itu sangat in case. Banggalah menjadi manusia mandiri. Nikmati kesendirianmu. Ada kalanya kesendirian itu sangat berharga.

Sunday, January 08, 2006

Green Day, Makes My Day So Green


Sudah dua week end ini MTV Indonesia menayangkan konser Green Day. Yang sialnya, saya selalu telat nonton. Jadi tidak sempat menyimak itu konser dimana dan kapan. Jelasnya sih, promo album American Idiot.

Pertama kenal Green Day adalah 1994 dari video klip "When I am Come Around". Billie Joe Armstrong di situ masih imut sekali. Belum pakai eyeliner. Lalu tambah kesengsem setelah melihat klip "Basket Case" yang setingnya rumah sakit jiwa. Billie memang gila kalau nyanyi,pakai ekspresi psikopat nggak keruan.

Saya sempat memprediksikan group ini tak beda dengan kebanyakan kelompok musik alternatif lain pada masanya. Sekedar bikin kehebohan, musik sok nge-punk, takkan bertahan lama. Ternyata tidak. 2005 kemarin ketiga lelaki asal Oakland ini sukses menyabet Grammy Award dan MTV Music Award.

Billi, Mike dan Tre, tiga personil Green Day memang tak lagi tergolong musisi ABG. Usia mereka yang sudah di atas 30 tahun membuat mereka masuk kategori musisi dewasa. Seiring dengan kedewasaan usia, lirik musik mereka pun ikut terbawa. Album "American Idiot" sendiri menegaskan sikap politik mereka atas kebenciannya pada pemerintahan George W. Bush terhadap invasi ke Irak.
Simak saja betapa beraninya Billie bernyanyi:

Don't wanna be an American idiot.
Don't want a nation under the new mania.
And can you hear the sound of hysteria?
The subliminal mind fuck America.

Welcome to a new kind of tension.
All across the alienation.
Everything isn't meant to be okay.
Television dreams of tomorrow.
We're not the ones who're meant to follow.
For that's enough to argue.

Well maybe I'm the faggot America.
I'm not a part of a redneck agenda.
Now everybody do the propaganda.
And sing along in the age of paranoia.

Welcome to a new kind of tension.
All across the alienation.
Everything isn't meant to be okay.
Television dreams of tomorrow.
We're not the ones who're meant to follow.
For that's enough to argue.

Don't wanna be an American idiot.
One nation controlled by the media.
Information age of hysteria.
It's calling out to idiot America.

Welcome to a new kind of tension.
All across the alienation.
Everything isn't meant to be okay.
Television dreams of tomorrow.
We're not the ones who're meant to follow.
For that's enough to argue.

Kalau di Indonesia ada yang bikin lirik sejenis itu dengan judul Indonesian Idiot,dicekal nggak ya? Keberanian macam inilah yang tak dimiliki musisi kita.
Simak juga lirik sedih mereka dalam "Wake Me Up When September Ends" yang bikin saya mau nangis kalau melihat video klipnya.

Oh Green Day, walau kalian dan saya tak lagi hijau, kalian sungguh selalu membuat saya merasa hijau alias muda. Yeah, Green Day Always Makes Me Green!

Friday, January 06, 2006

I-N-T-E-R-M-E-Z-Z-O P-E-N-U-L-I-S

Waduh, ngga disangka ya entry-entry blog saya mendapat komentar rame. Herannya, entry yang disambut dengan komentar seru adalah yang memojokan lelaki. Sedangkan entry yang "bersahabat" dengan lelaki malah cenderung sepi komentar.

Ini mengingatkan saya pada mitos jurnalistik yang berbunyi: "bad news is a good news". Jadi apa saya harus menulis hal-hal negatif terus supaya dapat komentar rame? Hihihi. Kata temen sih, "Iya Mer, lu kudu nulis yang ancur-ancuran biar yang baca rame. Sebab kalo nulis yang datar aja, kagak seru."

Pantes ya koran Lampu Merah dan Pos Kota yang kata Ruri "Kalo diperes itu koran yang tersisa cuma darah dan sperma." laku bak kacang goreng. Juga buku esek-esek model Jakarta Undercover-nya Moamar Emka selalu jadi besteller.

Saya jadi bertanya-tanya, apa iya pembaca kita sudah sedemikian parahnya? Hanya mencari kehebohan dan kontroversial belaka? Okay deh, ngga mau pusing soal itu. Saya cuma mau mengklarifikasi berbagai komentar yang masuk di entry-entry blog ini. Thanks berat sudah mau capek-capek berkomentar dan membaca blog saya.

Pertama, blog ini saya buat sekadar mengisi waktu luang di tengah kesibukan saya sebagai jurnalis. Awalnya bukan blog, melainkan kumpulan tulisan di PC rumah. Saya memperlihatkannya pada teman. Katanya bagus dan kenapa ngga dipublikasikan. Jadi ya saya iseng aja bikin blog ini. Eh, keterusan di-update terus.

Kedua, kenapa isinya melulu soal cewek-cowok? Sebab tulisan ini saya buat untuk kompensasi aja. Curhat, curahan kejahatan. Jadi pikiran jahat yang nggak mungkin terealisasi di dunia nyata, saya curahkan ke sini semua. Hehehe.

Ketiga, apa saya benci lelaki? Buat yang kenal saya tentu akan heran. Sebab mayoritas teman saya sejak zaman sekolah dulu adalah lelaki. Saya baru punya teman baik perempuan sejak bekerja saja. Yang saya kritik bukan semua lelaki, melainkan sebagian lelaki yang masuk kategori tidak menyenangkan. Jadi kalau ada lelaki baik yang membaca blog ini ya nggak perlu tersinggung lah. Ibaratnya saya bilang : monyet itu jelek. Kalau anda bukan monyet ya jangan marah. Biar monyetnya yang baca aja yang merasa tersindir. Dan semoga memperbaiki wajahnya dengan operasi plastik. Wakakakak!

Keempat, tidak semua entry saya diangkat dari kisah nyata walau sebagian memang ada. Banyak juga yang cuma fantasi. Yang terakhir, Sexyna Comedia malah cuma olok-olok iseng. Jadi ya nggak usah diambil hati. Anggap saja sebagai hiburan.

Kelima, apa benar tulisan saya mencerminkan siapa saya? Ah belum tentu. Apakah Nawal el Saadawi yang buku-bukunya begitu "kejam" terhadap lelaki adalah pembenci lelaki? Tidak. Dia punya suami yang sangat mencintainya. Apa iya Agatha Christie adalah detektif karena semua bukunya adalah buku detektif? Tidak juga kan?

Keenam, apakah saya menyiksa diri? Kan sudah dibilang, blog ini hanya pengisi waktu senggang. Masak mengisi waktu sengang dengan menyiksa diri? Duh, saya bukan penganut sado masokis deh. Menulis adalah salah satu hobi saya selain membaca, makan, nonton, denger musik, dan jalan-jalan. Yang saya masukan kategori menyiksa diri adalah bengong tanpa berbuat apapun. Hehehe. Sebab saya memang orangnya ngga bisa diam.

Ketujuh, tulisan ini semuanya subyektif? Ya namanya juga blog. Apa bedanya dengan buku harian? Masak harus wawancara sama para pakar untuk nulis blog? Saya jurnalis, jadi sudah bosan wawancara melulu sama menteri, pakar IT, pakar sains, orang LSM, pakar politik dan banyak lagi. Biarlah di blog ini saya bebas mencurahkan semua unek-unek baik yang positif maupun negatif. Kalau mau baca tulisan saya yang obyektif, beli saja harian Sinar Harapan. Di halaman Iptek, Lingkungan dan IT ada tulisan saya yang sangat jauh dari subyektif. Atau klik saja panel "My Features" di bagian "link" blog ini. Itu ada kumpulan tulisan saya di media massa.


Nah, temans semua, sudah jelas kan? Silakan lanjut membaca dan berkomentar. Tanpa perlu menuduh saya penyiksa diri, pembenci lelaki, dan macem-macem yang aneh. Saya masih normal. Mana mungkin saya membenci lelaki kalau faktanya saya masih nge-fans sama Eminem dan Bono U2???
Ciao!

Thursday, January 05, 2006

Sexyna Comedia*



*Plesetan dari Divina Comedia-nya Dante Aligieri, penulis Italia.


POLIGAMI

*Saya sangat setuju dengan poligami, selama poliandri juga disyahkan oleh agama dan negara. So...kapan nih poligami dan poliandri bisa sama-sama ngetrend???*


PERNIKAHAN

*Desakan untuk cepat menikah oleh mereka yang sudah menikah dilakukan dengan motivasi utama: mencari teman sependeritaan.*
*Jika desakan itu dilakukan oleh mereka yang belum menikah, maka modus operandinya adalah untuk mengurangi saingan mencari TTM.*


GAY dan LESBI
*Mari kita hargai para gay dan lesbi, sebab mereka sangat bermanfaat dalam pengurangan kepadatan populasi dunia. Bisa dibayangkan kalau sedunia ini isinya kaum heteroseksual semua, maka jumlah penduduk bisa dua kali lipat dari sekarang!!!*

LELAKI
*Benar kata Lucee, bahwa bagian tubuh lelaki yang penting itu hanya spermanya saja. Mari kita suruh mereka ke bank sperma, lalu hidangkan makanan lezat mengandung racun pada mereka. Setelah kaum lelaki tiada, maka bumi damai sentosa. Bebas dari kasus perkosaan.*


LABA-LABA

*Alangkah indahnya jika perempuan sedunia punya kemampuan seperti laba-laba jenis black widdow. Mereka langsung membunuh suaminya setelah berhubungan intim. Lalu cari suami lain. Ini untuk mengimbangi begitu banyak kasus dimana para lelaki kerap tega menghabisi istrinya setelah making love.*

Sunday, January 01, 2006

Revolusi Seksual 2006

Berikut pemikiran-pemikiran yang harus direvolusi pada setiap kepala perempuan pada 2006 ini. Didasari atas refleksi 2005.

1.Belahan jiwa alias soulmate tidak perlu dicari. Jiwa kita adalah milik kita seutuhnya. Jadi hentikan buang waktu menunggu prince charming yang diyakini sebagai belahan jiwamu. Our state of mind and soul is absolutely OURS!!!

2.Hapus pemikiran bahwa lelaki buruk rupa, miskin atau bodoh bisa menjadi lelaki setia, jujur dan sehidup semati. Ingat teori “Membeli Anjing”. Maka jangan percayai pasanganmu yang buruk rupa, miskin dan bodoh. Mereka tetap berpotensi selingkuh atau meninggalkan dirimu.

3.Setiap perempuan adalah Superwoman. Jangan mengandalkan lelaki untuk mengambil keputusan apapun dalam hidup. Kita mampu memilih yang terbaik bagi diri kita. Hentikan ketergantungan terhadap lawan jenis.

4.Kebahagiaan itu diciptakan, bukan dicari. Stop melalangbuana tak tentu arah mencari kebahagiaan. Kebahagiaan juga tidak tergantung oleh siapapun, tapi diri sendiri.

5.Jika tak ingin mengalami pelecehan seksual, jangan sesekali membuat dirimu terkesan gampangan. Bahkan demi kebaikan kaummu, jangan bersikap demikian. Perempuan centil, genit dan berbaju sexy cenderung membuat perempuan lain menjadi sasaran pelampiasan pelecehan seksual oleh lelaki. Jadi imbasnya meluas.

6.Stop berharap berkomitmen dengan lelaki. Mereka mahluk yang paling takut dengan komitmen walau bersikap seolah berani. Komitmen juga berpotensi menyakitkan bagi siapaun yang terlibat di dalamnya. Mulai dari yang kelas teri sampai kakap,pernikahan yang dikuatkan oleh hukum, agama, bahkan perjanjian pra nikah sekalipun.

7.Jangan menikah karena desakan orang lain, demi status sosial, gengsi takut dibilang ngga laku, takut kesepian, atau demi harta. Fatal akibatnya.

8.Penganiayaan fisik dan mental tidak bisa dianulir. Istri atau pacar dari lelaki yang suka menyiksa harus tegas, memikirkan keselamatan dirinya sendiri. Jangan termakan perasaan sentimentil “demi cinta”, “demi anak” dan sejenisnya. Ingat, tiap perempuan adalah Superwoman. Kita mampu berdiri sendiri tanpa kehadiran lelaki. Lebih baik sendiri ketimbang hidup dengan lelaki psikopat!

9.Tanggalkan segala jenis perasaan cengeng, rendah diri, lemah, hanya karena kita perempuan.

10.Selalu memperkirakan hal terburuk akan terjadi dalam segala hal. Dengan demikian mental kita akan selalu siap atas apapun.