Wednesday, March 08, 2006

Wawancara Imajiner dengan Presiden Repoblek Endonesah alias Saya Sendiri

Setelah melalui perjalanan panjang dan berliku lagi berbatu dan berlubang, akhirnya Merry Magdalena menjadi presiden Repoblek Endonesah. Berikut hasil wawancara Newswek-weks Magazine dengan presiden gila tersebut.

Anda sangat setuju Syariat Islam diterapkan di Repoblek Endonesah (RE), padahal anda bukan muslim. Aneh sekaleeeee geto lhoo. Apa penjelasannya?

Gimana ya, sebenarnya ini memancig pro dan kontra dalam kabinet saya.Tapi melihat kian banyak kasus perkosaan, pelacuran perempuan dan pergigoloan lelaki, pergermoan, perkawinsirian para artis dan pejabat di era lalu, maka sudah saatnya Syariat Islam ditegakkan. Saya mengganti namanya menjadi Syariat Nasional, sebab memang berlaku bagi semua umat beragama. Jadi landasannya bukan agama, melainkan nasionalis. Negara ini sudah terlalu hancur, jadi memerlukan tangan besi untuk memperbaikinya.

Ada satu lagi hukum model baru yang saya terapkan, yakni koruptor bersama dengan germo dan pemerkosa dikumpulkan di lapangan, dijermur selama mungkin sampai sekarat. Semua orang bebas menimpukinya dengan batu. Ini hukum rajam ya kalau di Islam? Setuju banget sama hukuman ini. Tapi ini tidak berlaku pada pelacur. No no no. Hanya pemakai jasa pelacur dan germonya saja lah yang harus dihukum.

Kok begitu?

Ya sebab pelacur itu tanpa dihukum sudah dapat hukuman sendiri, berupa aneka penyakit kelamin dan disisihkan oleh keluarga dan masyarakat. Mereka harus direhabilitasi, bukan dihukum. Justru pemakai jasa pelacur lah yang harus dihukum berat.

Berkaitan dengan UU Pornoasi dan Pornografi, apa anda tidak takut dituding melanggar HAM karena melarang kebebasan berpakaian induvidu? Bagaimana dengan penerapan jam malam?

Lho, saya tidak melarang kebebasan berpakaian. Mau bugil, silakan saja asal jangan di tempat umum. Ada kamar, toilet dan ruang tertutup lain dimana setiap orang bebas telanjang, pakai bikini atau sarungan saja.Kalau penerapan jam malam kan hanya perpanjangan dari Perda Pelacuran yang diciptakan lebih dulu, dimana tidak boleh keluyuran malam-malam nanti disangka pelacur.
Untuk adilnya ya sekalian saja saya buat aturan baik lelaki maupun perempuan ngga boleh kelayapan di atas jam 12 malam. Bukan cuma pelacuran dan perzinahan yang bisa dicegah, tapi juga perampokan, permalingan, perkosaan, pencurian dan banyak lagi. Efektif kan?
Bedanya, sekarang ada patroli polisi yang keliling kota. Kalau ketahuan ada yang kelayapan malam-malam akan diinterogasi dan jika terbukti bukan maling atau germo atau gigolo atau pelacur, akan diantar pulang ke rumah. Asik kan?

Oks deh kaka. Lalu apa jurus jitu anda untuk memerangi kemiskinan rakyat negeri ini?

Yang paling penting adalah penekanan populasi penduduk. Rakyat miskin kan diakibatkan jumlah makanan yang tersedia tidak imbang dengan jumlah mulut yang diberi makan. Jadi kita usahakan agar jumlah mulut itu berkurang.
Caranya? Ya dengan meminimalis kelahiran. Saya punya program KB massal, yaitu memaksa setiap orang untuk ber-KB. Semua air minum di RE akan diberi zat penghancur sperma. Lelaki yang meminumnya akan menjadi mandul. Ini akan dilakukan dalam periode tertentu. Ada badan pemantaunya. Kalau jumlah penduduk sudah imbang dengan lapangan kerja dan suplai makanan, baru KB Massal ini dihentikan.
Seorang staf ahli saya mengusulkan agar hanya sperma berkualitas saja yang boleh membuahi ovum. Tujuannya agar kelak kita melahirkan generasi bermutu, yang cerdas, jujur, bermoral dan kalau bisa ganteng dan cantik lah.


Bagaimana dengan gelandangan, rakyat miskin yang sudah berceceran dimana-mana? Mau diapakan mereka?


Ditangkap, ditampung di sebuah pulau untuk digembleng menjadi manusia berpendidikan. Kalau perlu dicuciotak, ditanamkan keyakinan bahwa miskin itu memalukan, ngemis itu menjijikan. Mereka harus jadi manusia mandiri. Maka kita beri skill yang kelak dapat dipakai untuk modal hidup. Ini juga berlaku pada para pelacur dan gigolo yang sudah terlanjur ada.