Lucky me, have a nice, tolerate and wide point of view man as a life partner. Yeah, finally I found that kind of man. One in a million.
Why?
Tidak jarang saya bertemu teman perempuan yang mengeluh betapa sebalnya karena punya pacar yang mengekang. Atau belum apa-apa sudah memberi vonis, "Nanti kalau kita menikah, kamu jangan kerja ya, di rumah saja. Saya tidak suka cewek berkarir."
Atau, "Jadi ibu rumah tangga, ngapain kerja. Nanti saya yang akan menafkahi kamu." Dan sejenisnya.
Tapi nanti dulu, ada juga perempuan yang memang bercita-cita ingin jadi ibu rumah tangga. Pernah saya bertemu teman yang mengeluh, "Duh, kapan ya gue dapet suami kaya, biar gue ngga usah kerja. Cukup terima uang belanja banyak, ke salon, nonton, ke mall, belanja, enaknya."
Bagus kalau perempuan tipe itu bertemu jodoh lelaki yang memang maunya istrinya tidak bekerja. Bagus kalau gaji suaminya bisa mencukupi kebutuhan mewahnya. Dan bagus juga kalau karir suaminya dijamin tidak akan mendadak mandek atau bahkan suaminya mendadak is dead tapi si istri tidak becus cari uang akibat kelamaan hidup manja dinafkahi.
Thanks God, saya punya calon patner hidup yang berwawasan luas. Yang sepakat dengan saya bahwa perempuan bekerja itu bukan sekadar mencari yang melainkan pembuktian eksistensi diri. Bekerja itu bukan sekedar menambah pundi-pundi rupiah, tapi juga mendapatkan makna hidup. Bukti bahwa diri kita masih dibutuhkan orang lain. Bukti bahwa kita sebagai manusia yang punya skill, dihargai, mampu mandiri tanpa harus menegadahkan tangan, meminta dan menanti jatah.
Dan analisa kami membuktikan bahwa perempuan bekerja memiliki kemampuan bergaul lebih OK, berwawasan lebih luas, cerdas, sebab otak dan hatinya terus terasah oleh aktivitas bekerja, daripada perempuan yang hanya jadi ibu rumah tangga 100%. Perempuan bekerja jelas lebih keren dalam berpenampilan, awet muda sebab tidak stres di rumah melulu dan cuma nonton TV seharian atau bergosip sama tetangga. Perempuan bekerja jelas lebih bahagia sebab bisa punya uang saku sendiri, bebas menentukan mengelola uangnya sendiri.
Para suami atau pacar perempuan bekerja pun layak bangga, sebab saat mereka bokek, perempuan yang bekerja mampu sesekali mentraktir kalian. Hahaha!
Masih melarang perempuan bekerja? Balik aja ke zaman batu, mas. Kawin sana sama dinosaurus!
Monday, May 19, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)