Wednesday, December 07, 2005

Membeli Barang di Etalase


Sebuah percakapan di Yahoo Messenger:
F-->Teman
M-->Aku


M: "Si Anu itu perfect banget ya. Ganteng, pinter, sukses di karir, sayang keluarga. Seandainya kita dapet cowok kayak gitu..."
F: "Hmmm..gue ngga yakin deh, Mer. Segala sesuatu yang kita liat baik, belom tentu sebaik aslinya. Ingat pepatah rumput tetangga.."


Dulu sekali, pernah ada pandangan yang meremehkan kata-kata “cinta tak selamanya memiliki”. Seorang berpendapat, “Kalau tidak bisa dimiliki, untuk apa dicintai?” Dulu juga, saya sangat setuju dengan pendapat barusan. Dalam usia relatif belia saya punya pikiran bahwa kita harus selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, termasuk cinta. Dan nyaris itu terealisasikan selalu.

Kemudian, apakah setelah cinta itu didapat, kita bahagia? Jawabannya adalah the big NO. Mari kita samakan lelaki itu dengan benda di etalase toko. Sekali kita ingin memiliki, maka benda itu terlihat indah, luar biasa, hebat, menakjubkan, membuat penasaran. Makin tak bisa dipunyai karena satu dan lain hal, makin benda itu mempesona.

Begitu kita punya kemampuan untuk membeli, membawanya pulang, ada rasa terpuaskan. Kelamaan benda itu kita kenakan, kita pandangi setiap hari. Rasa bosan mulai menyerang. Apalagi begiu disadari benda tadi mulai jelek, buruk, bahkan rusak. Musnah sudah pesona, daya tarik serta kehebatan benda itu. Tak ada lagi penasaran, hilang sudah antusiasme.

Bayangkan apabila benda tadi masih terpajang di etalase tanpa pernah bisa kita miliki. Tentu pesona itu akan selalu ada tiap kali memandangnya. Kendati benda itu dibeli lalu dimiliki orang lain, tetap saja rasa suka itu bersemayam di hati. Bisa ada rasa sakit hati, mengapa orang lain bisa mempunyai sedangkan kita tidak. Tapi itulah seninya.

Hal sama persis berlaku pada lelaki. Saat kita mengagumi seorang lelaki maka rasa kagum itu akan kekal selama kita tidak memilikinya. Sebab begitu kita berhasil mendapatkan si lelaki dalam genggaman, maka terkuaklah semua sisi buruk yang selama ini tak pernah kita lihat. Singkatnya, semua itu sama saja dengan benda di etalase tadi.

Itulah yang pernah saya alami. Selama bertahun-tahun mencintai lelaki yang sama, yang akhirnya menikah dengan perempuan lain. Tapi cinta itu tetap indah saja. Apalagi si lelaki tak menjauh, tetap menganggap teman baik. Dan makin indah saja rasa cinta itu. Kini saya benar-benar memahami bagaimana kalimat konyol “mencintai tak selamanya memiliki” bisa ada.

Itu pula yang berlaku pada kegilaan para perempuan kepada Brad Pitt, Tom Cruise, Vigo Mortensen dan sederet bintang pujaan lain. Mereka begitu diidolakan karena kita tak mampu menggapainya. Sedangkan fakta berkata bahwa pasangan hidup mereka pun tidak betah berlama-lama dengannya. Ingat lho, Brad Pitt, Tom Cruise dan Vigo Mortensen adalah duda cerai. Berarti mereka pun tidak sempurna. Nobody's perfect.