Pagi ini, di atas bis patas reguler 43 Depok-Pasar Baru, mendadak ingatan saya terbawa ke Perancis. Mungkin karena saya duduk depan pintu, sehingga hawa dingin pagi Depok menggugah kenangan ke negeri nun jauh itu.
Saya hanya tersenyum geli mengingat perjalanan Nice-Cannes saat meliput GSM World Forum 2005 Februari lalu. Cornel, rekan dari Jakarta Post menebak kira-kira apakah kita masih sempat mampir ke Monaco sebelum ke airport untuk terbang ke Singapura. Ia menggunakan perkiraan waktu orang Jakarta yang terbiasa berlangganan macet. “Di Jakarta, jarak yang sama Cannes-Monaco bisa makan waktu 2 jam karena macet!” Sang supir yang asli Perancis pun bingung. Sebab dari cannes-Monaco hanya ditempuh kurang dari 30 menit saja olehnya.
Syarifah, rekan jurnalis dari Malaysia ikut tercengang. Ia bertanya, berapa lama waktu yang saya butuhkan dari rumah ke kantor setiap pagi. Saya jawab, “Dua jam dengan macet.” Ia juga tercengang. Lalu ia bertanya, “What kind of car do you have?” Saya tegaskan apa adanya bahwa saya naik bis, tidak punya mobil. Dan ia kembali tercengang. Mungkin di benaknya ia pikir jurnalis di Indonesia memiliki penghasilan cukup untuk beli mobil, bahkan rumah. Saya hanya tersenyum getir saat itu.
Pagi ini, di atas patas non AC yang penuh sesak di tengah kemacetan Pasar Minggu yang bau sampah pasar, ingatan saya melayang ke Perancis. Saya pikir, Syarifah dan supir Perancis dulu pasti akan lebih tercengang andai mereka tahu betapa rongsoknya bis yang saya tumpangi saat ini. Hohoho!