Monday, May 19, 2008

Kawin Aja Sama Dinosaurus, Mas...

Lucky me, have a nice, tolerate and wide point of view man as a life partner. Yeah, finally I found that kind of man. One in a million.
Why?
Tidak jarang saya bertemu teman perempuan yang mengeluh betapa sebalnya karena punya pacar yang mengekang. Atau belum apa-apa sudah memberi vonis, "Nanti kalau kita menikah, kamu jangan kerja ya, di rumah saja. Saya tidak suka cewek berkarir."
Atau, "Jadi ibu rumah tangga, ngapain kerja. Nanti saya yang akan menafkahi kamu." Dan sejenisnya.
Tapi nanti dulu, ada juga perempuan yang memang bercita-cita ingin jadi ibu rumah tangga. Pernah saya bertemu teman yang mengeluh, "Duh, kapan ya gue dapet suami kaya, biar gue ngga usah kerja. Cukup terima uang belanja banyak, ke salon, nonton, ke mall, belanja, enaknya."
Bagus kalau perempuan tipe itu bertemu jodoh lelaki yang memang maunya istrinya tidak bekerja. Bagus kalau gaji suaminya bisa mencukupi kebutuhan mewahnya. Dan bagus juga kalau karir suaminya dijamin tidak akan mendadak mandek atau bahkan suaminya mendadak is dead tapi si istri tidak becus cari uang akibat kelamaan hidup manja dinafkahi.

Thanks God, saya punya calon patner hidup yang berwawasan luas. Yang sepakat dengan saya bahwa perempuan bekerja itu bukan sekadar mencari yang melainkan pembuktian eksistensi diri. Bekerja itu bukan sekedar menambah pundi-pundi rupiah, tapi juga mendapatkan makna hidup. Bukti bahwa diri kita masih dibutuhkan orang lain. Bukti bahwa kita sebagai manusia yang punya skill, dihargai, mampu mandiri tanpa harus menegadahkan tangan, meminta dan menanti jatah.

Dan analisa kami membuktikan bahwa perempuan bekerja memiliki kemampuan bergaul lebih OK, berwawasan lebih luas, cerdas, sebab otak dan hatinya terus terasah oleh aktivitas bekerja, daripada perempuan yang hanya jadi ibu rumah tangga 100%. Perempuan bekerja jelas lebih keren dalam berpenampilan, awet muda sebab tidak stres di rumah melulu dan cuma nonton TV seharian atau bergosip sama tetangga. Perempuan bekerja jelas lebih bahagia sebab bisa punya uang saku sendiri, bebas menentukan mengelola uangnya sendiri.
Para suami atau pacar perempuan bekerja pun layak bangga, sebab saat mereka bokek, perempuan yang bekerja mampu sesekali mentraktir kalian. Hahaha!
Masih melarang perempuan bekerja? Balik aja ke zaman batu, mas. Kawin sana sama dinosaurus!

Tuesday, May 06, 2008

Komentar Idiot Patriarkis Embisil bin Dodol


Gemes banget baca komentar di bawah ini pada postingan saya terdahulu. Komentar itu berbunyi:

"Sebegitu kerasnya kah perjuangan mencari nafkah ? bagi seorang wanita ?

Jika memang orientasi bahwa kedudukan dan pekerjaan, bahkan harta menjadi tolak ukur persamaan gender atau apalah namanya, justru disitulah buktinya bahwa wanita lemah dan hanya melihat dari persepsi perasaan semata."

Haihai, sini saya tanya sama kamu, komentator dari kubu patriarkis norak nan kampungan.
Jika perempuan sedunia tidak ada yang bekerja, siapa yang mau NGEMPANIN mereka? Bapak moyang elu? Apa elu sendiri mau ngasih makan dan memenuhi semua kebutuhan materi kaum Hawa sedunia?

Perempuan bekerja bukan demi emansipasi tai kucing, tapi demi bisa hidup.
Tanya kenapa!

Jawabnya:
  • Karena banyak lelaki tak bertanggungawab yang ngga becus ngasih makan anak dan istrinya.
  • Karena banyak lelaki goblok yang hanya mau puas ML lantas kabur tanpa peduli ceweknya hamil atau tidak atau bisa makan atau bayinya bisa bertahan hidup atau tidak. tanpa peduli bahwa memberi nafkah lahir adalah kewajiban lelaki sebagai manusia yang katanya kuat perkasa penuh tanggungjawab tai kucing!
  • Karena banyak lelaki idiot bin tolol yang ngga paham bahwa bekerja bukan hanya sekadar untuk mencari uang dan bertahan hidup, melainkan juga demi pengakuan eksistensi diri sebagai manusia yang berotak.
Dan kalau masih belum paham juga dengan tulisan menohok nan kasar dan vulgar di atas, lebih baik Anda jedotkan saja kepala ke dinding sampai pecah berantakan, wahai patriarkis udik yang melihat perempuan bekerja sebagai ancaman karena Anda sendiri ngga becus ngapa-ngapain sebagai pejantan impoten. Kasian deh loe!