Friday, January 20, 2006

Confessions of A Bloody Playboy



Kenapa seseorang bisa dijuluki playboy atau playgirl? Karena mereka identik dengan perilaku gonta ganti pasangan. Lalu apa salahnya dengan gonta ganti pasangan? Bukankah hidup memang mencari yang terbaik?

Pagi ini secara tidak sengaja saya mendapatkan pengakuan dari seorang lelaki yang populer sebagai playboy. Dia bukan "playboy" pertama yang saya kenal. Sudah ke-10 atau entah ke-20, mengingat sejak sekolah teman saya mayoritas adalah cowok. Prestasinya pun masih biasa saja, sebab masih banyak playboy lain dengan jam terbang jauh lebih tinggi.

Ternyata nyaris sama dengan playboy lain, si teman ini menyimpan satu misteri. Kenapa ia jadi playboy? Sebab ia punya satu obsesi yang belum jua terwujudkan, yakni menggapai hati si perempuan pujaan. Jadi kisahnya, ada satu perempuan yang membuatnya luluh lantak berdarah-darah sampai hari ini sejak lebih dari 10 tahun lampau. Karena tak berhasil menggapai hatinya, maka ia pun mencetak aneka petualangan dengan banyak perempuan. Tujuannya? Berusaha melupakan si pujaan hati itu.

Tapi tak satupun perempuan yang digandengnya bisa membuat sang playboy bertekuk lutut. Dan cinta terpendam pada sang pujaan hati kian membara saja.
"Mungkin dia males liat kelakuan playboy elu," kataku.
"Iya, tapi kan dia semestinya melihat gue dari dua sisi berbeda," ujar si playboy.

Sisi berbeda? Apakah seorang perempuan untuk menilai lelaki harus menggunakan indera ke-6? Apakah ada sisi lain dari seorang lelaki playboy? Kegombalannya? Kenarsisannya?
Tapi asli, sebagai teman saya selalu bisa menilai lelaki dari banyak sisi. Beda dengan terhadap seseorang yang kita suka atau cintai. Hanya ada satu sisi dari dirinya, yaitu yang tampak dan yang ingin kita lihat darinya.

Kalau saya ada di posisi satu dari korban ke-playboy-an teman tadi, tentu saja akan membencinya. Menyumpahinya. Mengutuki setengah mati. Tapi untung tidak. Saya adalah temannya, maka saya bisa menilai secara arif.

Bagaimana kalau posisi saya ada pada si perempuan pujaan yang dicintainya selama 10 tahun lebih? Mungkin saya akan muak. Atau mungkin sebenarnya saya cinta juga sama playboy ini. Hanya terlalu gengsi atau jaga image untuk mengakuinya. Jadi lebih baik cari cowok lain saja dengan "curriculum vitae" yang lebih meyakinkan.

Mungkin...mungkin....

4 comments:

Anonymous said...

menilai secara arif ???

Vendy said...

apa sih yang tidak mungkin ? :P

Anonymous said...

gak bisa dapetin hati cewek pujaannya trus kompensasinya jadi playboy maeinin perasaan cewek lain? logikanya dimana tuh! busetttt, itu namanya dendam lagi!

Anonymous said...

set?! ga salah nyari cewe banyak2 buat ngelupain pujaan hati? cewe manapun juga ga bakalan respek ma yang beginian.. kalo ma satu aja ga bisa sabar sampe dapetin, mana mungkin bisa dapetin setelah tu cewe tau uda bejibun cewe yg dipacarin trus ditinggalin setelah tu cowo bosen?! sett! ga banget deh.. cowo tu ga make otak kalo mikir?!
`greeniac