Belakangan isu pornoaksi dan pornografi kembali marak. Berkaitan dengan RUU porno-pornoan yang sedang digodok di DPR. Ini juga membahas soal terbitnya majalah Playboy Indonesia yang kabarnya akan memajang pose bugil seperti Playboy luar sana. Ya jelas harus bugil, itu kan sudah trade merk majalah itu. Kalau pakai kebaya nanti disangka majalah sinden.
Yang lucu, isu pornografi selalu berujung pada masalah moral bangsa. Ikut kontes Miss World dianggap tidak mencerminkan moral bangsa karena ada adegan tampil dengan bikini. Memajang pose bugil adalah merusak moral bangsa. Ada lagi komentar tokoh sok alim, “Itu pengaruh budaya barat yang merusak nilai timur.”
Pengaruh barat?? Saya jadi bertanya. Tradisi tayuban dimana penari bisa pamer payudara setengah melalui kemben yang melorot dan bebas dicoleki lelaki itu pengaruh baratkah? Budaya selir, istri simpanan, piaraan, kawin kontrak di banyak daerah pelosok Indonesia yang sudah berusia ratusan tahun sejak jaman Gajah Mada, pengaruh baratkah?
Memakai kemben yang mempertontonkan setengah buah dada, tradisi mandi bareng cewek-cowok di pedalaman Bali, bahkan tradisi bugil saudara kita di Papua. Pengaruh baratkah?
Saya berpikir. Kalau mencermati budaya, maka budaya paling maju dan beradab justru budaya barat. Ingat, di era 1800-an, di saat bangsa kita masih bertelanjang dada dengan payudara kemana-mana, orang di benua Eropa para perempuannya sudah pakai gaun panjang ala Cinderella yang menyapu tanah. Bagian atasnya pun kerah rapat.
Lucu kalau menyalahkan pengaruh barat. Apa para pejabat, tokoh alim ulama dan kaum cerdik cendekia negeri ini tidak berkaca diri. Kawin mawin, peselingkuhan, pergumulan seks sok alim dengan dalih kawin siri, dianggap biasa. Eh giliran foto bugil malah dianggap merusak moral bangsa.
Kesimpulannya adalah: praktek seks munafik lebih dihalalkan di negeri ini ketimbang sekadar berfoto bugil. Luarrrrr biasssaaa!!!
Mestinya mereka para tokoh negeri ini memajang spanduk besar bertuliskan: "Ayo rame-rame menganut seks bebas dengan wajah sok alim!"
Monday, January 23, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
13 comments:
cool!!
asli gw suka bahasa lo!
balik lagi gara gara otak laki yang ga bener!!
coba kalo laki bisa menguasai otak selangkangannya, so gambar tubuh indah seorang cewe bisa di anggep sebuah seni!
urusan dia horni mah urusan otak masing masing, pake otak yang mana dia mikir!
yang ada, dia yang horni eh nyalain orang, dasar laki laki!!!!
lucee fasn berat merry rupanya ....
Klo aku sih ... suka tuh liat cewek bugil ... bertubuh sexy ... ada majalahnya lagi wow sib ... pake b.
Yang ngelarang playboy tuh takut mer ... takut susah cari pasangan homo .. hehehehe
baru kali ini gua setuju ama semua yang loe tulis disini,kalo gua boleh nambahin sih bedanya budaya barat ama timur soal esek2 kalo di barat (lebih tepatnya amerika serikat kali yah) bisa dijual atau bisa jadi duit dan diterima, contohnya blue film,selama ada permintaan maka produksi jalan terus.
kalo di timur (indonesia maksudnya) kebanyakan orang sirik dan iri hati,karena cuma sebagian orang doank yang bisa dapet untung dari bisnis beginian makanya pada bilang bisnis haram,coba kalo yang bikin UU dijadiin petinggi di redaksi playboy atau dapet keuntungan dari penjualan pasti pada setuju majalahnya terbit,hehhehehehehe.....
buat lucee....cowo ga cuma mikirin selangkangan doank ko....
tapi mikirin juga payudaranya,perut yang rata,kaki yang jenjang,body yang seksi,wajah yang cantik,dll....hehehhehehehe
maka lucee jadi model playboy aja yah jangan cuma jadi korban playboy........
buat Anonymous diatas yang komennya di bawah gw...
maksud gw cuma mikirin selangkangan itu selangkangan si laki-laki itu sendiri bukan ke cewenya... kalo ke cewe, bener yang dipikirin ga cuma selangkangan tapi wajah, payudara, perut, kaki etc... nah kalo itu mah ga cuma laki... gw juga mikirin itu, baik buat gw sendiri maupun buat cewe yang gue datingin!
btw catet yah... gw belum pernah tuh jadi korban playboy, cek aja ke persatuan playboy sedunia!
:p
Tetapi...
bukankah sebaiknya aurat itu di tutupi ?
atau pilih tutup malu, buka aurat, duit datang ?
Ayoo siapa yang mau jadi model play boy?
mengenai otak dan selangkangan sih urusan masing masing manusia dengan pertanggungjawabannya.
btw, referensi 1800 dari mana tuh? selama ini gw belum pernah mbaca tentang itu.
Gue suka terkagum-kagum ama cewek yang punya body semlohay dan bokong aduhai... :D
Sungguh indah dipandang, harus dirawat dan dijaga sepenuh hati... kekekekeke..
beliz mode : ON
Serius :
Gue setuju kalo ini. Bangsa kita ini memang diisi dengan orang-orang munafik, seolah-olah Koruptor beras orang miskin yg sebesar 40 milyar itu, lebih suci ketimbang cewe yg jual diri demi makan hari ini dan menyambung hisup esok hari. Seolah-olah koruptor munafik berpeci yang menilap dana DAU di Depag, lebih suci ketimbang cewek bohay pamer body di Popular ataupun Playboy.
Horny atau tidak, ngeres atau tidak, napsu atau tidak, terangsang atau tidak - semuanya menurut gue sangat individualis sifatnya. Ada cowo yang ngeres hanya liat payudara montok. Ada yg ngeres cuma liat betis kaki cewek. Ada yang ngeres cuma dengar suara doank (makanya laku bisnis phone sex), bahkan ada yang ngeres hanya dengan dua tiga baris kalimat via Yahoo Messenger!!
Dasar otak ngeres, biar kate sedang ngapain jugak, tetap aja ngeres otaknya dan jadi budak napsu birahi sendiri (misalkan si Oma munafik sok suci itu yg mengobok-obok seorang Bidadari tanpa merasa bersalah sedikitpun!).
Cewek aja ada yang horny hanya karena dengar suara gue di telp!! Bisa buka bisnis phone sex nih! Kayaknya bisa kaya dengan cepat, ketimbang banting tulang tak jelas penghasilan dan masa depan seperti sekarang :P
@surya : seutu banget euy he5x
setuju maksudnya :p
to junawardi : banyak banget cewe yang pernah di perkosa tanpa terexpose... lalu kita harus nyalain cewe laen yang tampil seksi????
c'mon lah!!!!
bentuk perkosaan pun tak melulu seperti di pilem2 dengan adegan cowok serem yang merobek robek kain si gadis dan diwarnai tangis si gadis kan???
lo boleh punya pendapat tapi jangan sok tau tentang keaadaan orang laen lah... itu menurut gw...
tentang perkosaan... salah majalah playboy?! bullshit! salah objek yang bikin napsu? kenapa ga sekalian nyalain Tuhan yang nyiptain napsu??? konyol!!!
yang salah yah si pelaku (dominan laki2) yang cuma mikir pake selangkangan! dan lingkungan yang kaga ngajarin tuh pelaku... dan seringnya budaya yang terus meninggikan jenis pelaku pelaku tersebut!
kaka atau ade gw diperkosa?.. mana gw tau mereka ga pernah cerita tuh!
gimana menurut elo kalo yang pernah merasa diperkosa adalah gw sendiri???!!! ada lagi yang lo mau tanya???
sederet pelecehan seksual sering banget terjadi di sekitar gw! inget pelecehan seksual bukan hanya pelecehan dengan hubungan sex fisik, tapi juga pelecehan gender!!!! termasuk juga ketika gw mengata kan laki laki adalah mahluk tak berguna!!
so what??!!
btw junawardi, lo pernah di perkosa ga?! apa lo tau persis bagaimana rasanya di perkosa? dan siapa dan apa yang mesti lo salain?
cheers
:)
kok jadi pada ribut sih,udah baca berita di detik.com hari ini soal Draft UU 'pornografi',nih gua kasih link-nya :
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/01/tgl/25/time/093335/idnews/525718/idkanal/10
ujung2nya duit kan?......
masalah otak cowo = selangkangan,sebenernya gua juga rada setuju sih,soalnya semua temen2 gua yang cowo dari yang alim sampe yang bajingan pasti doyan ama yang namanya esek2. yang bikin beda itu bagaimana cara mengendalikan nafsu birahi angkara murka,yah mungkin ga semuanya punya kemampuan menahan libidonya.
gua cuma saran gimana kalo ngasi pendapat ga usah pake marah atau menghina orang lain...ok!
maklum. cari kambing hitam yang gampang2 ajah. ga usah rumit2. namanya juga manusiaaaaaaa :P
menurut gw seh, playboy beredar terserah aja. Tokh diedarin juga terbatas (di toko 2 buku terkenal trus disampul plastik). Dan ga dijual di kaki lima.
Masalah moral mah urusan sendiri2. Banyaknya pemerkosaan bukan karena masalah majalah porno. Tapi masalah otak masing2 individu yg 'porno'.
Bener banget tuh, kalo setiap manusia punya libido.
So, it depends on ourselves how to control it.
Saya setuju dengan isi blog ini. Terus terang, mata, telinga dan kepalaku sakit setiap hari melihat mereka yang berdemo dan mengatakan budaya ini atau itu adalah produk barat. Seolah-olah negara ini adalah negara paling suci. Padahal negara sendiri tidak bisa dibilang bersih! Bicara tanpa melihat fakta. Berteriak mengenai hal" yang mereka sendiri tidak pernah tahu. Ibarat 5 orang buta yang sedang mendefenisikan gajah.
Saya tidak peduli soal playboy boleh terbit atau tidak. Berdasarkan pengalaman hidup sendiri, persoalan konak tidak konak saat melihat perempuan ada di dalam kepala sendiri. Kenapa? Imajinasi lebih bermain dalam perkara ini. Perempuan dengan jilbab pun dapat membuat laki-laki konak hanya dengan sedikit permainan imajinasi. Perempuan yang berpakaian minim pun belum tentu bisa membuat laki-laki langsung "bangun". Semua kembali kepada isi kepala (hati?) laki-laki tersebut.
Bicara mengenai hak asasi, kita tidak bisa memaksa orang lain untuk menerima pendapat dan cara kita menjalankan ibadah (hidup) kita, meskipun seiman! Secara personal, boleh mengingatkan, malah diharuskan. Tapi kalau sampai berdemo seperti di tivi itu, menekan orang lain untuk menuruti keinginan mereka, nanti dulu! Anda suka ibadah, silahkan. Tapi ada orang lain yang lebih doyan perempuan/laki-laki bugil. Sah! Tidak bisa dilarang. Tiap orang punya Kebebasan dalam menjalani hidupnya. Akan tetapi karena hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain, perlu ada aturan main yang jelas dan proporsional. Pemerintahlah yang bertanggung jawab atas persoalan yang satu ini.
Di luar negeri majalah seperti playboy, penthouse, dll dijual secara "bebas". Dalam pengertian bahwa yang boleh membelinya hanyalah laki-laki/perempuan yang sudah dianggap dewasa oleh negara-sudah dapat memilah-milah mana yang baik atau salah bagi diri sendiri. Kenapa tidak diberlakukan saja hukum demikian? Anak-anak di bawah umur tidak diperkenankan membelinya. Hukuman bagi orang dewasa yang memberikan akses ke majalah atau sumber-sumber seperti itu harus jelas. Bukannya malah berteriak-teriak di jalan! Munafik!
Sejak awal dunia dan isinya diciptakan, iblis memang selalu menjadi musuh kemanusiaan, penggoda nomor wahid. Kita tidak bisa melarang iblis untuk tidak menggoda kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah menolak godaannya. Jadi, jangan sampai pepatah "kuman di seberang lautan tampak, tapi gajah di pelupuk mata tidak kelihatan" menjadi pas disandang oleh kita. Sebelum berteriak keluar, tengok dulu ke dalam. Apakah kita sudah jujur dan adil kepada diri (negara) sendiri? Pisss dah!
NB. Saya, my-self, moi, I, urang, beta, aku, abdi adalah orang munafik, pendosa kelas kakap dan manusia yang memalukan. Jangan cepat percaya dengan semua yang ditulisnya. Ini hanya sebuah teriakan dari manusia yang bodoh (atau suntuk?).
Post a Comment