Gara-gara foto berdua dengan Mas Budi Rahardjo yang seleblog itu, maka ada komentar agak miring dari salah satu pengunjung blog Mas Budi. Untungnya, dosen ITB
yang funky itu merespon dengan sangat positif.
"Lho emangnya kenapa, Wicke’s Furniture? Kok kacau? She’s a very good friend of mine. Seorang single parent yang tegar!
Kenapa ya, perempuan yang saya kenal biasanya lebih tegar daripada lelaki? Laki-laki sering melarikan diri dari masalah, sementara mereka menghadapinya. Kadang malu jadi laki-laki."
Nah, responnya ini sangat menarik.
Kenapa perempuan lebih mampu menghadapi masalah dibanding lelaki yang lebih suka melarikan diri dari masalah? Dari pengalaman saya, bisa saya jawab: Sebab lelaki itu gengsinya tinggi. Kalau ada masalah, daripada capek-capek dan bergelut dengan masalah lantas kalah, lebih baik mengelak saja dengan santai.
Sedangkan perempuan itu gengsinya standar saja, jadi jika ada masalah ya hadapi saja dengan apa adanya. Tanpa perlu takut kalah lantas gengsinya turun. Bahkan menangis pun dianggap wajar saja kalau kalah dalam menghadapi problem.
Akibat tidak ada beban "gengsi" itu, maka kaum Hawa lebih santai dan apa adanya dalam menghadapi masalah. Akhirnya agak ambigu juga terminologi "jantan" atau "gentleman" bagi laki-laki. Kaum Adam yang dipaksa harus bersikap jantan dan gentleman, ujung-ujungnya justru lebih suka lari dari tanggungjawab akibat tak tahan memikul beban itu. Sebaliknya, kami kaum Hawa justru lebih "jantan" dengan tetap tegar menghadapi masalah.
Hahaha! Siapa yang jantan sesungguhnya di sini?