Tuesday, May 06, 2008

Komentar Idiot Patriarkis Embisil bin Dodol


Gemes banget baca komentar di bawah ini pada postingan saya terdahulu. Komentar itu berbunyi:

"Sebegitu kerasnya kah perjuangan mencari nafkah ? bagi seorang wanita ?

Jika memang orientasi bahwa kedudukan dan pekerjaan, bahkan harta menjadi tolak ukur persamaan gender atau apalah namanya, justru disitulah buktinya bahwa wanita lemah dan hanya melihat dari persepsi perasaan semata."

Haihai, sini saya tanya sama kamu, komentator dari kubu patriarkis norak nan kampungan.
Jika perempuan sedunia tidak ada yang bekerja, siapa yang mau NGEMPANIN mereka? Bapak moyang elu? Apa elu sendiri mau ngasih makan dan memenuhi semua kebutuhan materi kaum Hawa sedunia?

Perempuan bekerja bukan demi emansipasi tai kucing, tapi demi bisa hidup.
Tanya kenapa!

Jawabnya:
  • Karena banyak lelaki tak bertanggungawab yang ngga becus ngasih makan anak dan istrinya.
  • Karena banyak lelaki goblok yang hanya mau puas ML lantas kabur tanpa peduli ceweknya hamil atau tidak atau bisa makan atau bayinya bisa bertahan hidup atau tidak. tanpa peduli bahwa memberi nafkah lahir adalah kewajiban lelaki sebagai manusia yang katanya kuat perkasa penuh tanggungjawab tai kucing!
  • Karena banyak lelaki idiot bin tolol yang ngga paham bahwa bekerja bukan hanya sekadar untuk mencari uang dan bertahan hidup, melainkan juga demi pengakuan eksistensi diri sebagai manusia yang berotak.
Dan kalau masih belum paham juga dengan tulisan menohok nan kasar dan vulgar di atas, lebih baik Anda jedotkan saja kepala ke dinding sampai pecah berantakan, wahai patriarkis udik yang melihat perempuan bekerja sebagai ancaman karena Anda sendiri ngga becus ngapa-ngapain sebagai pejantan impoten. Kasian deh loe!

18 comments:

Kazuki Takagawa said...

Itu sebabnya demi bisa hidup kadang perempuan tidak berfikir panjang, jadi PSK apa boleh buat (demi menyambung hidup) jadi proffesional ? lets get real, project elo aja menggunakan hak cipta orang tanpa mengakui pembuatnya...is that proffesional ?

Oke dech, jika merasa tersinggung sudah sepantas nya anda tersinggung hehehe

Kazuki Takagawa said...

Oh ya tambahan...sial banget ya kalo elo ketemu cowok yang kayak gitu ?

Merry Magdalena said...

hahaha..hak cipta siapa saja bisa dengan mudah diketahui siapa penciptanya. Cukup cari di Google, klik...ting, langsung ketahuan kok dari web mana gambar diambil, siapa penciptanya, dsb. Selama ngga ngakuin ciptaan orang lain sebagai ciptaan kita, tidak melanggar hukum.
Kasian deh loe, penunggu mawar ungu yang norak bin menyek2!

Yaqzhan Al Biruni said...
This comment has been removed by the author.
Kazuki Takagawa said...

Yang begini ini neeh yang bikin harga minyak naik terus, gak pernah pake etika...semua hasil karya, design, film orang ditiru semua. Siapa bilang loe gak ngakuin itu : Copyright © 2008 NetSains.Com. Tapi designnya ? dari situs ini neng : http://solucija.com...gw demen sama cewek yang kayak begini, dah salah nyolot lageeh.ok dech peace, tar polling di blog gw diisi sama poll brengsek semua hahahaha

Merry Magdalena said...

Wah sori ya, desain web Netsains bukan buatan gw, melainkan desainer webnya yang sudah gw bayar. Kalo mau lu masalahin, silakan kontak dia di www.multisolusi.com. Jadi lain kali mikir dulu pake otak sebelum ngnebacot nuduh orang sembarangan. Jelas?

Kazuki Takagawa said...

Ya tetep lah non, kalo kamu menganut prinsip legalitas...kamu yang beli sama dia kamu tegur lah dia...gw khan dah baek ngasih tau. Btw sebenernya gw gak anti koq perempuan bekerja, toh semua harus berjalan berkesinambungan...mungkin lo yang salah tangkap dari komen gw. Gw cuma concern ada wanita yang segitu beratnya menjalani hidup sampe harus membunuh perasaannya sendiri. Perasaan gw gak gitu-gitu amat...jalanin aja gitu loh simpel khan gak bikin stress...

Merry Magdalena said...

Sebenernya udah lama web itu mau ganti desain dan pindah server karena memang bermasalah sama develop teknisnya. Dan pas elu komen soal itu, udah gw bubarin kok desainnya. Liat aja sendiri gih. Thanks infonya. Makanya jangan asal nuduh ya, gw sendiri ga suka jiplak karya orang.

Anonymous said...

"maaf ya ikut nimbrung,dari kemarin2 q lumayan ngikutin perkembangan nie blog. hmmm...q salut ma author yang berjuang dengan semangat yang tinggi untuk teru hidup (lepas dari tu cewek/cowok), tapi ga mungkir juga kalo q tertarik karena kebetulan q ditakdirkan lahir sbg cewek. dan q berusaha untuk selalu berjuang dan bersemangat. namun mbak jujur ja ya, tanpa mengurangi rasa hormat, q agak kecewa ma posting yang terakhir. menurutq tu lebih ke sentimen personal daripada sebuah pemikiran yang dituangkan di blog2 sebelumnya. ga salah sie, tapi nunjukin dominasi perasaan cewek banget,yang muarah abis krn tulisan seorang cowok. yah...q(sebagai pembaca yg lumayan setia) ngerasa respon kayak gt, kurang bijak ja"
"maaf sesudahnya"

Anonymous said...

mbok jangan gitu...
sesama makhluk Tuhan jangan saling mencela dan menjatuhkan...
Tuhan menciptakan laki2 dan perempuan agar saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing2...
so buat apa saling mencela...
bukankah hidup ini akan jadi lebih indah jika saling menghormati...

Kazuki Takagawa said...

Tauk tuh, keselek biji nangka kalee

Arli said...

Ada perbedaan antara mencela dan mengkritisi. Jika mencela, itu sudah masuk ke dalam ranah pribadi ie menjelek-jelekkan keluarga kita, teman kita, fisik kita, atau intelejen kita. Kalau mengkritisi itu lain lagi. Kritik hanya menyerang hasil pemikiran kita. Hanya dengan kritik ilmu pengetahuan bisa lahir. Walaupun bahasanya keras, saya melihat semua ini masih dalam ranah kritik. Jika kita baca literatur filsafat Islam, bahasa yang digunakan bisa lebih 'serem'. Misalnya Imam Ghazali mengkafirkan Ibn Sina dan Al Farabi, karena perbedaan prinsip dalam masalah metafisika. Jika membaca kritik Imam Ghazali dengan kacamata sekarang, kita akan heran...kok sesama muslim mengkafirkan? Ternyata banyak sekali literatur-literatur yang berisi saling kritik yang pedas, terutama literatur filsafat. Tuduhan 'kafir' itu jauh sangat lebih serius daripada sekedar kata2 vulgar, karena berarti menuduh sudah keluar dari Islam. Kata2 vulgar sama sekali tidak memberikan tuduhan keimanan kita bagaimana atau apa. Baca juga buku Ibn Taymiyah yang juga sering menggunakan bahasa serupa. Di filsafat barat, sangat terkenal sumpah serapah Nietzche yang mencela Tuhan, agama Kristen, dan seluruh tradisi filsafat yunani klasik. Bagi saya yang ditulis di blog ini masih terlalu wajar...Tuduhan kafir mengkafirkan...seperti fatwa MUI pada Ahmadyah..itu jauh lebih serius dan lebih merusak. Beda konteks dengan saling menghormati. Jika kita menganggap pendapat lawan bicara itu kurang pas, ya speak up saja. Tak usah tedeng aling-aling. Jika saling menghormati itu digunakan untuk meredam kritik, ya itu merusak juga. Memang berbeda dengan dunia akademis. Kalo dikampus, sepedas2nya kritik, bahasa vulgar wajib dihindari. Namun ini bukan kampus, ini dunia maya. We can do whatever we want :-). Percaya dengan saya...Tuduhan kafir jauh amat sangat menyakitkan dibanding semua kata2 vulgar dan kasar didunia ini digabung jadi satu.
Ada baiknya kedua belah pihak cooling down sajalah. GAM dan pemerintah RI yang bermusuhan selama hampir 30 tahun bisa berdamai, tentu kalian juga bisa kan?....Piss mann!

Anonymous said...

banyak juga laki-laki yg demi menyambung hidup malah jadi maling, rampok, atau sikap lain yg ga etis.
apa salah perempuan kerja keras mencari nafkah? kok bisa-bisanya dihubungkan dgn persamaan gender?
ada yg salah dgn alur kerja otakmu, wahai penunggu mawar ungu?

Anonymous said...

mbak....
yang saya liat komentar bernada patriarkis tadi nggak ada kata2 cacian nan vulgar... lantas kenapa musti direspon dengan cacian vulgar?

biasanya respon yg over-emosi seperti itu malah menunjukkan perasaan "insecurity" dalam diri orang yang menyampaikan.... semakin kalap dia, berarti semakin besar kelemahan yang hendak ditutupi =)

Kazuki Takagawa said...

@saya (kemalasan.multiply.com), makanya kalo baca jangan malas. Ntar jadi gini komentarnya (nyambung kagak, malu iya...hehehe)

gak ada yang salah dengan kerja keras mencari nafkah, tapi apakah harus sampai dengan membunuh perasaan ? tapi anehnya disampaikan dengan sebuah tulisan yang penuh perasaan hihihi

Baca dulu yang benar, lihat duduk permasalahannya. apa pemicu masalah, gimana kelajutannya, analisa dengan baik. Jangan terbawa perasaan lah (cape deeeh)

Anonymous said...

bukannya tulisan ini juga mencari jati diri ya?eksisitensi diri, pembuktian diri? please CMIIW tapi menurut gw loe tll dangkal..common women should really look for a common man (^_^)

Anonymous said...

mbak, koq kayak nya judse bagnet, beruntung klo anda dilahrkan dengna otak encer, klo engak, bisa apa mbak ngomong gitu

Kica-Kica said...

"Jangan Terbawa Perasaan" itu maksudnya jangan kebawa emosi ya? Iya, wisdom advises us not to indulge in exploding emotions...tapi kalo menurut saya, Mbak Merry ini menulisnya dengan sepenuh perasaan, bukan semata-mata emosi...passionate....dan inilah yang terasa "sincere" untuk saya...justru yang penuh perasaan beginilah yang menarik, nggak cuma berisi cold reason, tapi nggak juga emosi buta. This what makes me keep coming back for more :)

Thanks ya Mbak Merry.