Wednesday, October 22, 2008
7 Nilai Plus Sebagai Single Mom
Tulisan ini saya tujukan bagi sesama single mom di seluruh dunia. Bukan untuk memotivasi perempuan menjadi single mom, tapi bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi single mom, apa salahnya merasa bangga dengan status itu? Mengapa? Ini ada 7 nilai plus seorang single mom. Semua saya tulis berdasar pengalaman pribadi saya.
1. Bebas menentukan pilihan
Single mom tak perlu berdebat panjang dengan pasangan untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri atau anaknya. Tak usah ribut apakah si anak boleh les piano atau tidak, boleh beli baju baru atau tidak, dsb. Tinggal diskusi dengan anak, habis perkara.
2. Menjadi diri sendiri
Karena kebebasan mengambil keputusan itu, maka seorang single mom lebih punya jati diri. Dia tak ada di bawah bayang-bayang suami. Dia bebas mau terima promosi jabatan atau tidak, mau ikut lomba menulis atau tidak, mau ambil beasiswa atau tidak. tak perlu banyak cingcong dengan suami yang takut gengsinya terancam. Maka single mom lebih bisa jadi dirinya sendiri.
3. Memupuk leadership
Terbiasa mengambil keputusan sendiri di rumah, membuat single mom memiliki leadership yang baik. Tidak cenderung membebek keinginan orang lain. Ini akan bagus pengaruhnya di tempat kerja.
4. Anak yang mandiri
Anak seorang single mom juga lebih bisa mandiri karena tidak harus menderita batin didikte ayah yang otoriter atau bahkan suka main kasar. Karena ditinggal ibu bekerja, anak itu dituntut lebih mandiri dibanding anak lain. Menjelang remaja dan dewasa dia sudah bisa menjadi perwakilan ibu sebagai kepala keluarga. Hebat bukan?
5. Banyak waktu luang
Karena tak ada waktu spesial yang harus diluangkan untuk suami, maka seorang single mom punya lebih banyak waktu luang untuk diri sendiri, anak, teman-teman, mengembangkan karir dan potensi diri, merawat diri, menikmati hobi, dan sebagainya. Otomatis akan lebih OK PUNYA dibanding yang bukan single mom. Hahaha!
6. Kasih sayang berlipat ganda
Ya, anak kita akan mencurahkan semua perhatian dan kasih sayangnya hanya pada kita seorang, tak ada "saingan". Dia akan super duper sayang pada ibunya yang dilihat sudah berjuang seorang diri demi dia. Luar biasa bukan?
7. Kebanggaan luar biasa
Jika anak kita sukses kelak, kita punya kebanggaan luar biasa sebab sudah melalui begitu banyak masalah pelik sebagai orang tua tunggal. Kebanggaan yang lebih dibanding orang tua "normal".
Semuanya memang tak begitu saja bisa dijalani dengan mudah. Banyak tantangan dan problem menghantui yang kadang bikin kepala mau pecah. Ya, saya sangat paham itu. Tapi so far, saya dan putri semata wayang saya Libby masih bisa tersenyum bahagia seperti foto kami di atas.
Go single mom all around the world!
Wednesday, October 15, 2008
Status "Busy" di Yahoo Messenger: Jualan Busi Motor, Mas?
"Halo Mer, lagi sibuk?"
Sapaan yang standar, terlalu sering dipakai oleh siapa saja. Biasanya saya agak bingung menjawab. Sibuk??? Kalau menurut Sinchan si anak kecil nakal karakter komik Crayon Sinchan, semua orang selalu sibuk. Sibuk bersantai, sibuk tidur, sibuk makan, sibuk bernapas, sibuk nonton TV, sibuk membaca, sibuk cari pacar, dan seterusnya.
Bisanya saya akan menjawab basa-basi di atas dengan: "Biasa aja". Ya gimana lagi, saya suka bingung mendefinisikan kata sibuk dalam hidup saya.
Setelah berpengalaman bekerja yang disertai deadline, akhirnya saya putuskan bahwa "sibuk" adalah kondisi dimana saya sedang dikejar deadline, ditungguin bos, diharuskan fokus ke meeting, dan sejenisnya. Tapi dasar saya orang yang sejak dulu berprinsip "jangan sampai pekerjaan menganggu kesenangan", maka saya tetap saja bingung dengan apa itu "sibuk". Yang jelas, sibuk adalah saat saya sedang asyik nonton film seru, tau-tau air mendidih minta diangkat, ponsel berbunyi minta diangkat, tetangga ngetok pintu rumah, lalu perut saya mules akibat panggilan alam dalam waktu bersamaan. Kondisi dimana saya sudah tak sanggup lagi memutuskan mana yang harus dikerjakan lebih dulu, itulah sibuk versi saya. Tak peduli itu masalah kerjaan, percintaan, persahabatan, kesenangan duniawi, dan sebaginya.
Namun banyak orang menggunakan kata "sibuk" sebagai alasan bahwa dia tak mau diganggu. Bos yang ingin melamun jorok di kantornya akan menyuruh sekretarisnya menolak semua tamu dengan alasan "bos lagi sibuk". Orang yang sedang mau asyik masyuk chat dengan pacarnya akan memasang status "busy" di Yahoo Messenger-nya.
Jadi jika ada teman atau rekan kerja menolak ajakan Anda untuk makan atau ngobrol dengan alasan "sibuk", itu tak berarti dia sungguhan sibuk kerja, melainkan dia memang lagi malas dengan Anda. Hahaha!
Eh, ada kalanya saya juga sok sibuk kok. Yaitu saat saya sedang serius kerja agar cepat kelar dan cepat makan lalu pulang. Kalau sudah begitu akan muncul komentar:
"Gile Mer, ritme kerja elu kayak orang Jepang," celetuk seorang teman kerja di kantor lama.
"Wah rajin amat jam segini kerjaan udah kelar," celetuk lainnya.
Hei hei, ingat prinsip saya di atas tadi: "jangan sampai pekerjaan menganggu kesenangan". Jadi kalau pekerjaan saya cepat selesai jauh sebelum deadline, itu karena saya ingin punya waktu lebih banyak untuk hal lain di luar kerja. Kesenangan yang saya maksud tak selalu hura-hura, namun waktu yang lebih berkualitas bagi saya. Hidup bukan untuk diperbudak oleh kerja saja, toh?
Jadi kalau saya bekerja super serius dengan kecepatan Pentium 10, itu bukan karena saya super duper rajin, tapi karena saya ingin segera bisa melakukan hal lain di luar urusan kerja. Saya bukan tipe manusia yang senang diperbudak pekerjaan. Kalau kata Mario Teguh, tidak selalu orang yang bekerja hingga lelah akan mencapai keberhasilan. Masalahnya adalah kualitas, bukan kuantitas. Buat apa kerja 24 jam sehari kayak sapi perahan tapi tak kunjung kaya, moril maupun materil?
Lalu kalau saya online di Yahoo Messenger jam 10 malam minggu, anehnya ada saja yang menyapa:
"Lho masih online? Belum kelar kerjaan?"
Hahaha! Sejak kapan chat di Yahoo Messenger masuk kategori kerja? Alangkah kasihannya orang yang berpandangan begitu. Mungkin penjaga warnet?
Tuesday, October 14, 2008
“Orang Miskin” Tak Pusing dengan Krisis Ekonomi!
Agaknya Zoellick tak pernah turun ke lapangan seperti saya, sesama rakyat jelata Indonesia, negara yang katanya berkembang tapi kerap disandingkan dengan sejumlah negara miskin Afrika dalam sejumlah literatur yang saya baca. Sebab nyatanya, orang miskin itu tak kena dampak apapun atas krisis ekonomi global. Siapa rakyat miskin yang saya maksud? Mereka adalah gelandangan, pengemis, pengamen, anak jalanan, yang tak punya tempat tinggal, tak sekolah, dan entah bagaimana masa depannya.
Adakah artinya nilai rupiah anjlok atau bahkan terjadi devaluasi sekalipun bagi mereka? Apakah jika dolar turun maka mereka akan bisa kuliah dan berbelanja di butik mahal? Apakah jika rupiah anjlok, mereka akan mati bunuh diri? Tidak. Bagi kalangan orang seperti mereka, krisis atau tidak krisis sama sekali tak ada artinya.
Siapa Si Miskin?
Justru yang kena dampak paling heboh dalam situasi krisis adalah kalangan menengah. Kalangan yang dibilang kaya tapi masih naik turun bis kota dan tersiksa macet, terancam copet dan penodong. Tapi tak bisa disebut miskin, sebab mereka bisa mengecap pendidikan tinggi, memiliki laptop dan ponsel, sesekali menikmati Starbucks. Ini yang saya sebut sebagai kalangan “nanggung”.
“Kalau orang kaya, saat krisis begini gampang saja, tinggal alokasikan kekayaannya ke properti atau emas atau dolar, agar bisa selamat. Nah kita, tabungan cuma beberapa juta doang, boro-boro mau beli properti atau emas, diambil sekarang juga langsung habis,” keluh seorang teman yang masuk golongan nanggung itu.
Mungkin kita perlu lebih menjelaskan apa yang dimaksud dengan “orang miskin”. Pada pidato kenegaraan 18 Agustus lalu, Presiden SBY dengan bangga mengatakan bahwa populasi rakyat miskin sudah bisa ditekan. Saya kok seperti mendengar lawakan Srimulat, sebab faktanya anak-anak jalanan yang berkeliaran mengamen di jam sekolah kian membludak. Copet, preman, pengangguran, berita kriminal, kian marak menghiasi hidup keseharian.
Saya tertawa geli membaca tulisan di bawah ini.
Bank Dunia dan Bappenas mencatat, penduduk miskin turun separuh sejak 1997, sampai 2003. Pada 2003, Bappenas mencatat, jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan tinggal 17,4% dari total orang miskin sebanyak 37,3 juta orang. Survei Bappenas ini memakai standar internasional, yaitu penduduk yang mempunyai pendapatan kurang dari US$ 1 per hari, dan patokan harga-harga yang dipakai adalah saat krisis pada 1998.(Tempo).
Kenali “Musuhmu”
Jadi, siapa saja yang berpendapatan lebih dari 1 dolar AS sehari adalah orang kaya? Hei, 1 dolar AS itu kini hanya sekitar Rp. 9000-10.000. Ok, kita bulatkan saja jadi Rp.10.000. Jika dikalikan 30 hari artinya Rp.300.000. Berarti Bappenas mengategorikan mereka yang berpenghasilan Rp.301.000 per bulan adalah orang kaya? Apakah orang Bappenas tahu bahwa untuk mengontrak rumah sederhana saja paling tidak butuh Rp.250.000. Sisanya Rp.50.000 harus cukup untuk makan sebulan dan itu artinya dia sudah kaya? Apakah orang Bappenas mau digaji Rp.310.000 dan dianggap sudah kaya??? Serendah itukah kualitas hidup manusia Indonesia?
Bagaimana pemerintah bisa memperbaiki kondisi rakyat kita, jika mendefinisikan orang miskin saja tidak sanggup? Lalu bagaimana dengan gelandangan dan pengemis di kolong jembatan yang bahkan bisa jadi penghasilannya lebih dari Rp.300.000 sebulan tapi tetap tidak masuk kategori miskin versi pemerintah?
Kabarnya kemiskinan adalah musuh bersama yang layak diperangi. Tapi untuk mengenali musuh itu sendiri saja pemerintah tidak mampu. Ironis!
referensi:
www.voanews.com/indonesian/2008-10-13-voa7.cfm
www.tempointeraktif.com
Foto:arydwantara.files.wordpress.com
Artikel ini merupakan bentuk partisipasi Netsains.com dalam Blog Action Day 15 Oktober 2008 bertemakan: Stand Against Poverty. Untuk mengetahui info kegiatan ini lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.standagainstpoverty.org/ atau http://blogactionday.org
Thursday, October 09, 2008
Beware: Cyber Psychopath!
Motivasinya? Bisa jadi memang psikopat stres, orang brengsek yang mau menipu, atau iseng mengerjai cewek-cewek ABEGEH yang baru kenal Internet kemarin sore, atau memang dia anggota badan rahasia negara yang menyamar demi tugas dinas.
Yang layak dikasihani adalah jika orang mennggunakan identitas palsu karena dia tidak punya rasa percaya diri sebagai dirinya sendiri. Dia malu dengan pekerjaannya, masa lalunya, wajahnya, penampilannya, otaknya yang minus, kelakuannya yang menjijaykan, dan sejenisnya. Dan ini jumlahnya banyak sekali lho.....!!!! Kalau di jejaring sosial ala Friendster atau Facebook, dia akan memasang foto palsu atau kosong sama sekali, atau foto artis. Lalu ia menyamarkan semua profilnya. Nah, hati-hatilah dengan manusia jenis ini!
Ada lagi pengecut jenis lain yang tak kalah berbahaya. Jenis ini adalah orang yang sengaja menyamarkan identitas agar bisa bebas berbuat seenak jidatnya mengganggu privasi orang lain. Ya, mereka merasa bebas berulah aneh-aneh sebab merasa orang yang dia kerjai tak tahu siapa dia, siapa teman-temannya, dimana kerjanya, dan sebagainya.
Kenapa saya menulis soal para pengecut dunia maya ini? Sebab dalam waktu nyaris bersamaan, saya dan dua sahabat saya mendapat perlakuan tak senonoh dari orang yang pengecut. Kami yang kebetulan cewek semua ini mengalami dihubungi lewat ponsel oleh orang yang identitasnya ngga jelas. Mereka orang yang berbeda dan sama-sama pengecut dan tidak tahu etika, sebab menghubungi kami tengah malam buta. Saya hanya akan berkisah soal kasus saya, demi menjaga privasi dua karib saya.
Setelah saya telusuri, ternyata si penelpon gelap adalah orang yang melihat profil saya di FS dan memaksa seorang teman untuk memberikan no ponsel saya ke dia. Alasannya mau kenalan. Tapi brengseknya, si penelpon gila itu tak mau jujur dari mana dia tahu no ponsel saya, siapa identitas jelasnya, dan sejenisnya. Dan me-misscall serta me-SMS orang yang tak dikenal pada tengah malam buta jelas bukan perbuatan dengan niat baik.
Dua karib saya juga mengalami hal sama, tapi oleh pelaku lain.
Kami pun jadi berpikir, apakah di luar sana ada begitu banyak PSIKOPAT BRENGSEK yang mengumpulkan no ponsel cewek-cewek? Lalu di kala tengah malam buta saat tak bisa terlelap, mereka telpon satu demi satu? Untung-untungan ada yang mau angkat atau balas SMS?
"Mungkin mereka itu cowok-cowok yang udah kebelet kawin tapi blom ada modal, blom ada cewek yang mau sama mereka, jadi buat ngobatin kumatnya tiap malem berspekulasi nelponin cewek," celetukku ke sesama teman korban psikopat brengsek.
Yang jadi pertanyaan adalah: Apakah ada cewek yang mau meladeni telpon/SMS tengah malam dari si brengsek itu??? Bisa jadi sesama cewek brengsek juga??? Atau cewek yang kumat jahilnya akibat sebel dikerjain mulu?
So, para cewek-cewek pengguna Internet dan pemilik ponsel, waspadalah pada psikopat dodol yang berkeliaran di luar sana. Bergaul di dunia maya memang menyenangkan, tapi kalau sudah berurusan dengan psikopat, wah lebih baik bertemu bangkai tikus deh. Yakin!
Tuesday, October 07, 2008
Shame on You, 3G Indonesia DODOLITA!
Bukan sulap, bukan sihir, walau ngga gencar promosi edan-edanan sok sebagai koneksi Internet paling canggih sedunia, sinyal mereka sangat stabil di rumah saya yang masuk gang! Namanya Wifone dari Esia.
Canggihnya, begitu beli saya langsung bisa konek net langsung, tanpa harus registrasi bertele-tele yang ngga jelas kayak Flash atau 3G XL atau IM2 apalah itu namanya.
Selain itu Wifone tidak mengharuskan saya memebli USB Modem buat bisa konek ke Mac atau PC, cukup pesawat telpon sederhana seharga Rp.399 ribu saja sudah komplit dengan kabel data!
Dan sinyalnya tidak impoten seperti sinyal 3G GOMBALITA kalian...hahaha! (Padahal kata tunangan saya, di Jerman tuh model langganan net 3G unlimited begitu, USB modemnya dipinjemin ke pelanggan secara gratis!! Bukan dijual ala bisnis Indonesia yang mata duitan tapi servis nol!)
Cuma ya ngga enaknya ini akses duration based yang agak mahal dan bukan versi unlimited kayak 3G DODOLITA kalian. Cuma, bagi saya, selama sinyalnya mengacung tegak dan aksesnya bagus, why not????
SHAME ON YOU, 3G Telkomsel, Indosat dan XL! Kalah sama telepon CDMA! Wakakakak!