Tuesday, December 18, 2007
Madame Mao: Merak di Antara Ayam Betina
Monday, December 17, 2007
Tertipu Oleh Tulisan
Dan ini komentarnya tentang saya.
"Saya kita yang namanya Merry itu cewek gagah dengan suara bas. Ternyata perempuan gemulai,"katanya. Menurutnya, orang yang baca blog ini akan langsung membayangkan penulisnya adalah feminis radikal super tomboy dengan kelakuan macho dan gagah. (ssst, ya saya pernah juga sih berpenampilan, begitu dulu sekali).
Lantas ditambahkan.
"Aneh, temen-temenmu kan banyak cowok. Kalau orang baca blog ini bisa salah sangka dikira kamu adalah cewek yang anti cowok."
Hahaha! Justru karena saya gaul sama banyak cowok dan sudah tahu bagaimana kebusukan mereka, maka saya bikin blog ini, Mas. Kalau saya kuper, ngga gaul, bisa jadi saya justru memuja-muja cowok karena terlalu naif sebagai cewek yang ngga tau apa-apa soal cowok. Maka blog ini saya share kepada sesama cewek agar mereka lebih paham seperti apa dunia cowok itu dari kacamata cewek, juga sebaliknya.
Journeys to Boscha
Kali ini adalah foto-foto hasil jepretan kamera Ilma Praditina. Lumayan komplit, mulai dari saat tunggu menunggu rombongan yang belum datang di "emperan" kantor Ristek.
Lantas sampai di Boscha bertemu dengan Pak KK dan si ganteng Malay Sheikh Muzsaphar. Lantas diakhiri dengan foto-foto narsis tiada tara dan akhirnya...MAKAN-MAKAN!
Thursday, December 13, 2007
Legenda Hidup Itu Bernama Joan Baez
Itu kutulis di diariku dulu, zaman kuliah. Ya, zaman hiruk pikuk Metallica, Guns N' Roses dan Nirvana dulu membuat aku gerah dan beralih sejenak ke musik jadul Baez dan Dylan. "Blowing in The Wind", "Knocking on Heavem's Door", "The Night They Drove Old Dixie Down", hanya sebagian kecil lagu jadul mereka yang kukoleksi. Dan mendadak kini aku sangat merindukannya. Kemana gerangan semua kaset koleki musikku itu?
Joan baez adalah penyanyi perempuan yang menurut saya hanya bisa disaingi oleh Janis Joplin dalam keunikan musiknya. Dan Baez unggul sebab ia belum mati akibat overdosis. Setidaknya perempuan berdarah Indian itu memiliki pola hidup lebih sehat, jiwa lebih tangguh, dan kreativitas lebih oke.
Lahir pada 9 januari 1941, Baez adalah penulis lagu dan penyanyi countri bersuara sopran. Sama dengan Dylan, ia banyak mengkritik kondisi sosial politik Amerika di zamannya. Salah satu bintang konser Woodstock itu juga dikenal sebagai aktivis pembela hak azazi manusia, anti kekerasan dan pecinta lingkungan. Bisa jadi Ully Sigar Rusadi terinspirasi oleh karir dan penampilannya. Baez sempat berpacaran dengan Dylan namun ternyata memang dua kepribadian yang sama-sama kuat sulit disatukan sehingga mereka putus di tengah jalan.
Walau sudah berusia lanjut, perempuan yang menginspirasi saya untuk belajar gitar klasik ini masih getol berkonser. Jadwal konsernya tahun 2008 masih lumayan padat. Tahun ini Baez dianugerahi 2007 Lifetime Achievement Award dari National Academy of Recording Arts & Sciences (NARAS). Juni kemarin ia tampil bersama Bruce Springsteen. Bukan hanya di musik, Baez juga masih aktif di aneka aksi pembelaan lingkungan. Ia membela petani di South Central, Los Angeles, yang terancam digusur. Nenek cantik ini bahkan sampai naik ke atas pohon.
Jika boleh berharap, kelak saya ingin seperti Baez. Terus menikmati hidup sampai rambut memutih, usia menua, sampai azal mendekat. Duh, saya kangen sekali bermain gitar!
Yes, I am a fair and silver lady
I dance in the snow
And follow the stallions
Where the north winds blow
While I was lamenting over my lost youth
You came along Dreaming of lovers
And an evening song
And, if I am a rose of summer
You are a breath of spring
A garden of delights
And when I feel lonely in days of winter you will ride
To the castle light And we will fly on the wings of fantasy
On the wings of fantasy Far as the eye can see Off the shores of Normandy
On the wings of fantasy
WINGS OF FANTASY (Words and Music by Joan Baez)
Teknologi Selayaknya Bisa Jadi "Malaikat Penyelamat" Kaum Hawa
Tuesday, December 11, 2007
Super Woman Doesn't Need A Superman?*
Merry: hiks hiks
Cuplis : terus banyak ide yang asik....
Merry: apanya yg bisa dikagumi
Merry: ngga ada
Cuplis: saya suka tipe seperti ini....
Cuplis: saya bisa saja jatuh cinta sama Mbak karena "keperkasaan" atau kelebihan (menurut kacamata saya) tersebut
Cuplis: tapi...
Cuplis: disisi lain
Cuplis: disisi lain saya jauh lebih takut sama cewek2 seperti mbak karena mungkin sudah terbiasa mandiri
Merry: nah itu dia
Merry: kayaknyha rata2 temenku pada begitu anggapannya ke aku
Cuplis: hmmmm
Cuplis: mungkin karena mereka... yang bilang gitu gak bisa seperti mbak....
Cuplis: "nah.... itu dia!!!!!!"
Cuplis: setiap laki-laki yang liat Mbak mungkin rasanya akan merasa "kalah" karena dominasi tsb udah tertangkap dari ide2nya
Merry: kata temenku, harus cowok yg bener2 toleran yg bisa jadi pasanganku
Cuplis: tapi apakah cewek2 seperti embak kalau perlakuan sama cowok kayak gitu??? belum tentu juga ya....
Cuplis: malah saya.... merasa... di sisi lain.... ke"gilaan" mbak yang membuat mereka minder itu... mungkin... ini mungkin lho... adalah hasil dari adanya sesuatu yang tertahan... kalau dari kaca mata freud (upsss) sory... mbak mengalami tekanan dalam hal ini dan penyalurannya di ide2 itu
Merry: ya jadi solusinya buat saya apa ya mas?
Merry: apa saya harus pura2 tak berdaya?
Merry: hehehe
Cuplis: kalau saya sih terus terang suka mbak... karena kegilaan itu.... dan tapi bukan untuk bercinta....
Cape deh!!!!!
*Judul ini diilhami dari blog seorang teman, Sarie. Thanks ya Sar, minjem judulnya. Keren sih. Kita sesama superwoman memang harus saling mendukung bukan? Maksa deh...
Internet Lebih Digandrungi Daripada Sex
Great. Menekan laju populasi penduduk, penyebaran AIDS dan Sexual Transmmited Disease (STD). Para lelaki silakan juga melakukan surving di Internet. Terserah mau main games, chat, browsing, ngoprek program baru, carding, cybersex, whatsoever. Jauh lebih baik daripada nongkrong ngga jelas dan nggodain cewek lewat. Hehehe.
Monday, December 10, 2007
Majalah Wanita: Agen Patriarki?
Tiba kemudian tes lisan akhir, dimana saya harus berhadapan langsung dengan tim redaksi serta diawasi langsung oleh sang pemimpin redaksi, yang kebetulan juga istri dari pemimpin redaksi majalah berita ternama juga.
"Jika kamu diterima bergabung dengan kami, rubrik apa yang akan kamu pilih? Dan apa alasannya?" Itu pertanyaan yang diajukan.
Jawaban saya spontan saja. "Saya ingin kita punya rubrik pendidikan politik untuk perempuan Indonesia. Tapi pendidikan itu disampaikan dengan cara sederhana, tetap menarik, dengan mengetengahkan contoh politikus perempuan dunia yang sukses. Atau bisa juga dengan menampilkan teori-teori politik secara popular. Populasi perempuan di Indonesia ini bisa sangat menentukan kondisi politik negara jika semua punya peran di dalamnya. Sayang itu belum terwujud. Politik merupakan salah satu alat penting untuk memperbaiki kondisi perempuan kita."
Itu jawaban saya.
Seisi ruangan hening seperti baru saja mendengar tawa kuntilanak. Saya punya firasat bahwa jawaban saya tidak memuaskan dan saya pasti tidak akan pernah bergabung dengan majalah wanita bergengsi itu. Dan itu menjadi kenyataan.
Mau tahu apa jawaban pelamar lain yang diterima?
Mereka memilik rubrik memasak, fashion, kecantikan, belanja, kesehatan, dan seterusnya. Bukan berarti semua topik itu tidak penting bagi saya. Tentu saja penting. Hanya terlalu domestik dan tidak akan pernah mengubah nasib perempuan di negeri ini. Tidak akan bisa menyamakan posisi perempuan dalam sosial budaya masyarakat. Tidak akan membuat lelaki lebih menghargai perempuan dengan tidak memperkosanya. Tidak akan membuat para suami lebih memberi ruang gerak kepada istrinya. Tidak akan membuat para suami mau membantu memasak atau mencuci piring jika istrinya pulang kerja kecapaian. Tidak akan membuat remaja putri sadar bahwa pakai tank top di bis itu hanya mengundangpelecehan seksual.
Dan sebagainya.
Wahai majalah wanita agen patriarki, sampai kapan kalian peduli pada nasib sesama kalian sendiri selain sekadar memikirkan lipstik apa yang harus dipakai ke pesta atau korset merk apa demi melangsingkan perut?
Sunday, December 09, 2007
Lagi-lagi Tentang Soulmate
Ben Stiller adalah satu-satunya alasan mengapa saya tertarik untuk menonton film arahan sutradara Shawn Levy ini. Lelaki kocak itu tak pernah mengecewakan untuk dinikmati di layar lebar. Tapi ternyata ada hal lain yang membuat film bertajuk The Heartbreak Kid ini tidak mengecewakan sama sekali. Dulu saya pernah menulis tentang soulmate alias belahan jiwa. Dan film ini sangat sehati dengan saya dalam hal itu. Mungkin si pemilik ide cerita memiliki kesamaan landasan pikiran dengan saya.
Saya Tidak Membenci Laki-laki
Beberapa teman ternyata merasa kehilangan tulisan satir saya mengenai feminisme. Hmm, saya awalnya menolak disebut feminis, sebab nyaris semua orang yang sudah membaca blog ini langsung menuduh saya feminis. Bahkan feminis radikal.
"Kamu masih benci laki-laki?" Tanya seorang teman perempuan dari Lombok sana di Yahoo Messenger.
Tidak, saya tidak membenci mahluk laki-laki. Sebagian besar teman baik saya adalah laki-laki. Proyek terbaru saya, Netsains.Com, mampu digulirkan justru karena dukungan teman saya yang mayoritas laki-laki. Untuk apa saya membenci mereka? Saya justru berterimakasih karena laki-laki selalu mampu menempatkan posisi saya sedemikian terhormat. Temah-teman lelaki selalu membantu saya berpikir jernih dalam menghadapi persoalan. Mereka bisa menghadirkan perspektif logika penuh rasio yang kadang saya tak punya.
Lantas, kenapa arsip blog ini penuh berisi cacian terhadap laki-laki? Bukan laki-laki yang saya caci, melainkan perilaku sebagian besar laki-laki yang menjijikan, tidak adil, dan cenderung meremehkan kaum Hawa. Perilaku itu kerap terjadi di bawah alam sadar lelaki. Dan saya ingin mereka memperbaikinya.
Saya ingin mereka melihat perempuan bukan sebagai objek, melainkan subjek yang setara dengan mereka. Bukan hanya karena kami memakai gincu, berpayudara dan berpantat lebih besar, maka syah saja digodai, disiuli, dikomentari seenak jidatnya. Kami sudah terlahir begini dan harap lelaki perlakukan kami dengan hormat, sama seperti mereka menghormati perempuan yang sudah melahirkannya.
"Tapi sudah bawaan naluri, Mer. Lelaki ngga bisa kontrol diri liat cewek cantik atau sexy," kata seorang teman lelaki.
Hahaha! Perempuan juga sering terpana melihat cowok ganteng dan tubuh tegap sempurna. Tapi kami tidak pernah menyiuli, mencolek-colek, bahkan memperkosa kalian bukan?